—Saiful Islam—
“Tali dan tongkat mereka, itu tak
jadi ular. Hanya seakan-akan jadi ular…”
Ini adegan seru. Antara Nabi Musa
dengan para ahli sihir. Sekilas, antara mukjizat Nabi Musa dengan sihir para
penyihir itu. Duel keduanya digambarkan seperti aksi lempar-lemparan tongkat. Tali-tali
dan tongkat-tongkat ahli sihir itu berubah menjadi ular. Tongkat Nabi Musa pun
berubah menjadi ular yang menelan ular-ular mereka. Benarkah demikian?
Jika menyorot para ahli sihir lawan
Musa AS, maka sudah jelas bagi kita bahwa sihir yang mereka lakukan itu hanya
tipuan. Atau trik. Cuma sulapan. Tali-tali dan tongkat-tongkat mereka tidak
benar-benar menjadi ular. Tali-tali dan tongkat-tongkat mereka itu, hanya
terbayang menjadi ular. Sekali lagi, Cuma terbayang! Seolah-olah saja menjadi
ular. Seakan-akan merayap cepat. Mereka menyulap mata banyak orang yang hadir. Termasuk
mata Nabi Musa.
Sama seperti tukang sulap yang saya
temui di pasar ketika saya mengajak kawan saya itu. Kain dan putung rokok yang
hilang itu, tidak benar-benar hilang. Hanya seakan-akan hilang. Terbukti kain
dan potung rokok tersebut dimasukkan ke dalam seperti tutup pulpen yang
dibentuk dan dicat seperti jempol. Untuk mengelabui kami. Dan benar, meski
hanya berjarak satu meter peris di hadapannya, kain dan putung rokok itu
seperti lenyap begitu saja dari tangannya.
Saya tegaskan lagi, bahwa aksi para
penipu itu di hadapan Nabi Musa, tersebut hanyalah sulapan belaka! Tali-tali
dan tongkat-tongkat mereka TIDAK menjadi ular. Kenyataannya, TIDAK merayap
cepat. Hanya SEAKAN-AKAN menjadi ular yang merayap cepat.
QS. Al-A’raf[7]: 116
قَالَ أَلْقُوا ۖ فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ
النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ
Musa menjawab: "Lemparkanlah
(lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka melemparkan, mereka MENYULAP
mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan
sihir yang besar (menakjubkan).
QS. Thaha[20]: 66
قَالَ بَلْ أَلْقُوا ۖ فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ
إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَىٰ
Musa berkata: "Silahkan kamu
sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat
mereka, TERBAYANG kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran
sihir mereka.
Lagian, tipuan atau trik mereka itu
pun dibongkar oleh Allah. Sebagaimana diceritakan dalam ayat berikut.
QS. Yunus[10]: 81 - 82
فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ
مُوسَىٰ مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ ۖ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ
81. Maka setelah mereka lemparkan,
Musa berkata: "Apa yang kamu lakukan itu, adalah sihir. Sungguh Allah akan
MEMBONGKAR ketidak benarannya." Sesungguhnya Allah tidak akan
membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan.
وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ
بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ
82. Dan Allah akan mengokohkan yang
benar dengan kalimat-kalimat-Nya. Walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak
menyukai(nya).
Setelah aksi tipu-tipu mereka
terbongkar itulah, akhirnya para ahli sihir itu menyerah kepada Nabi Musa. Lantas
memutuskan untuk beriman kepada Allah.
QS. Thaha[20]: 70
فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ
سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَىٰ
70. Lalu tukang-tukang sihir itu
tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada
Tuhan Harun dan Musa.”
Sekarang, marilah kita lihat
sebaliknya. Kita sorot Nabi Musa. Digambarkan bahwa tongkat Nabi Musa menelan
apa yang mereka perbuat itu. Dan ayat-ayat inilah yang sering digunakan oleh
kawan-kawan diskusi saya. Hehehe. Let’s go…
QS. Thaha[20]: 67 – 69
أَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ
خِيفَةً مُوسَىٰ
67. Maka Musa merasa takut dalam
hatinya.
قُلْنَا لَا تَخَفْ إِنَّكَ
أَنْتَ الْأَعْلَىٰ
68. Kami berkata: "Janganlah
kamu takut. Sungguh kamulah yang paling unggul (menang).
وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ
تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ ۖ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ
حَيْثُ أَتَىٰ
69. “Dan lemparkanlah apa yang ada
ditangan kananmu. Niscaya ia akan MENELAN APA YANG MEREKA PERBUAT. Sesungguhnya
apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak
akan menang tukang sihir itu. Dari mana saja ia datang.”
Ingat ya. Pada ayat di atas, Allah
tidak menyebut “menelan ular-ular mereka”. Di situ hanya disebut, “menelan apa
yang mereka perbuat”. Apa yang mereka perbuat? Jelas disebutkan di kalimat
selanjutnya, “itu hanyalah tipu daya tukang sihir belaka”. Alias tipu-tipu
belaka. Hanya trik. Cuma sulapan! Seolah-olah tampak seperti ular yang merayap
gesit. Padahal aslinya, BUKAN!
Begitu juga di ayat di bawah ini.
Allah tidak menyebut, “menelan ular-ular mereka”. Tapi di sini disebut, “menelan
kebohongan mereka” atau “menelan habis segala kepalsuan mereka” atau “menelan
apa yang mereka sulapkan”. Marilah kita cermati!
QS. Al-A’raf[7]: 117 – 122
وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ
مُوسَىٰ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
117. Dan Kami wahyukan kepada Musa:
"Lemparkanlah tongkatmu!". Maka tongkat itu menelan apa yang mereka
sulapkan.
فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ
مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
118. Karena itu nyatalah yang benar
dan batallah yang selalu mereka kerjakan.
فَغُلِبُوا هُنَالِكَ
وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ
119. Maka mereka kalah di tempat
itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.
وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ
سَاجِدِينَ
120. Dan ahli-ahli sihir itu serta
merta meniarapkan diri dengan bersujud.
قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ
الْعَالَمِينَ
121. Mereka berkata: "Kami beriman
kepada Tuhan semesta alam.
رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ
122. "(Yaitu) Tuhan Musa dan
Harun.”
Maka menurut saya, yang jelas
tongkat Nabi Musa tidak benar-benar menjadi ular. Baik ular piton, maupun ular
anaconda. Kenapa? Karena tali dan tongkat para pesihir itu tidak menjadi ular. Baik
ular cobra, ular hijau, ular derik, sampai ular kacangan. Tentu ini semakin
menarik. Selanjutnya akan kita lihat.
Sampai di sini dulu. Semoga
bermanfaat. Bersambung, insya Allah…
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar