Kamis, 15 Agustus 2019

BEGINILAH JIN VERSI YAHUDI


—Saiful Islam—

“Sangat bisa jadi, konsep Jin yang diyakini sebagian Umat Islam, itu terpengaruh oleh keyakinan Yahudi…”

Dasar keyakinan Islam yang paling utama adalah Al Qur’an. Sedangkan dasar keyakinan Kristen yang paling utama adalah Injil. Terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Sedangkan dasar keyakinan Yahudi adalah Tanakh. Yang meliputi Taurat (Pentateukh), Nevi’im, dan Ketuvim. Sebutan lain untuk Tanakh ini adalah Alkitab Ibrani.

Kitab-kitab dalam Tanakh itu berjumlah 24 kitab. Semua kitab-kitab ini dihimpun dalam Taurat (pengajaran), Nevi’im (nabi-nabi), dan Ketuvim (tulisan) tadi. Jadi, Tanakh itu terdiri dari tiga. Yaitu Taurat, Nevi’im, dan Ketuvim. Dan Taurat, Nevi’im, dan Ketuvim ini menghimpun 24 kitab (bab atau bahasan). Ke 24 kitab inilah dasar utama keyakinan Yahudi.

Taurat terdiri dari lima kitab (bab/bahasan). Yaitu 1. kitab Kejadian (Genesis), 2. Keluaran (Exodus), 3. Imamat (Leviticus), 4. Bilangan (Numbers), dan 5. Ulangan (Deuteronomy). Jadi di Taurat ini sudah ada 5 (Penta) kitab.

Nevi’im terdiri dari delapan kitab. Yaitu 1. Yosua, 2. Hakim-Hakim, 3. Samuel, 4. Raja-Raja, 5. Yesaya, 6. Yeremia, 7. Yehezkiel, dan 8. Dua Belas Nabi Kecil. Untuk yang Dua Belas Nabi Kecil ini dianggap satu kitab. Dua Belas Nabi Kecil (Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi). Taurat dan Nevi’im sudah 13 belas.

Ketuvim terdiri dari 11 kitab sisanya itu. Ketuvim terdiri dari Tiga Kitab. Yaitu Kitab Puisi, Lima Megillot, dan Kitab-Kitab Lainnya. Nah, Kitab Puisi itu isinya 1. Mazmur, 2. Amsal, 3. Ayub. Lima Megillot isinya 1. Kidung Agung (Paskah Yahudi), 2. Rut, 3. Ratapan, 4. Pengkhotbah, 5. Ester. Sedangkan Kitab-Kitab Lainnya itu isinya 1. Daniel, 2. Ezra-Nehemia, 3. Tawarikh.

Jadi kitab-kitab dalam Taurat, Nevi’im, dan Ketuvim jika dijumlah menjadi 24 kitab. Sekali lagi, 24 kitab inilah dasar pokok keyakinan Yahudi.

Jadi, dasar keyakinan Yahudi itu bukan cuma Taurat. Meskipun memang, Taurat ini adalah bagian paling penting dari kitab suci (kanon) orang Yahudi.

Menariknya, semua 24 kitab dalam dasar pokok keyakinan Yahudi, itu adalah Perjanjian Lama dalam Kristen. Ingat, Pernjanjian Lama merupakan bagian dari dasar keyakinan Kristen. Selain Perjanjian Lama, dasar pokok keyakinan Kristen adalah Perjanjian Baru. Meskipun dari 24 kitab itu, menjadi berkembang. Atau bertambah. Perjanjian Lama Kristen Protestan ada 39 kitab (bab atau bahasan—seperti Surat kalau dalam Qur’an). Kristen Katolik ada 46 kitab. Sedangkan Perjanjian Lama Ortodoks Timur itu ada 51 kitab.

Jadi termasuk Taurat, yang merupakan bagian terpenting kitab suci orang Yahudi, itu juga diyakini oleh Kristen (sebagai Perjanjian Lama). Perjanjian Lama yang diyakini Kristen itu, secara umum memang dibagi menjadi empat bagian. 1. Taurat (Torah), 2. Kitab Sejarah yang menceritakan sejarah Bangsa Israel sejak penaklukan Kanaan sampai pembuangan ke Babilonia. 3. Kitab Puisi (Hikmat) yang dalam beragam bentuknya berhubungan dengan masalah kebaikan dan kejahatan di dunia. 4. Kitab Para Nabi (Nubuat) yang berisi peringatan-peringatan terkait konsekuensi jika berpaling dari Allah.

Maka bisa dipahami jika ada yang menulis ‘keyakinan Yahudi-Kristen’. Seakan-akan menggabungkan. Maksudnya adalah jika seseorang yang mendasarkan keyakinannya dengan mengutip Perjanjian Lama. Artinya, jika ada orang Kristen (baik protesten, Katolik, maupun Ortodoks Timur) mengutip Perjanjian Lama, bisa dipastikan keyakinannya itu juga diyakini oleh orang Yahudi.

Bagi Yahudi, Jin itu sebuah kata dari Bahasa Ibrani, sa’iyr. Artinya yang berbulu atau kambing jantan. Bentuk jamaknya adalah se’irim. Kata Jin-Jin (se’irim) ini diambil dari Perjanjian Lama, Kitab Imamat 17:7 sebagai berikut:

וְלֹא־יִזְבְּחוּ עֹוד אֶת־זִבְחֵיהֶם לַשְּׂעִירִם אֲשֶׁר הֵם זֹנִים אַחֲרֵיהֶם חֻקַּת עֹולָם תִּֽהְיֶה־זֹּאת לָהֶם לְדֹרֹתָֽם׃
velo-yizbekhu 'od 'et-zivkheihem lase'irim 'asyer hem zonim akhareyhem khukat olam tihyeh-zot lahem ledorotam
They shall no longer sacrifice their sacrifices to the goat demons with which they play the harlot. This shall be a permanent statute to them throughout their generations. Yang artinya, janganlah mereka mempersembahkan lagi korban mereka kepada jin-jin. Sebab menyembah jin-jin itu adalah zinah. Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun. 

Selain itu, inspirasi kata Jin ini juga dari Perjanjian Lama, Kitab II Tawarikh 11:15 sebagai berikut:
וַיַּֽעֲמֶד־לֹו כֹּֽהֲנִים לַבָּמֹות וְלַשְּׂעִירִים וְלָעֲגָלִים אֲשֶׁר עָשָֽׂה׃
vaya'amed-lo kohanim labamot velaseirim vela'agalim asyer 'asah
And he ordained him priests for the high places, and for the devils, and for the calves which he had made. Artinya, dan mengangkat bagi dirinya imam-imam untuk bukit-bukit pengorbanan untuk jin-jin dan untuk anak-anak lembu jantan yang dibuatnya.

Menurut paham Yahudi awal, se’irim adalah demons. Yaitu makhluk supernatural yang bukan merupakan manusia dan biasanya digambarkan jahat. Dalam kepercayaan semitis kuno, se’irim dianggap dewa-dewa yang mempunyai rupa kambing jantan. Berdasar II Tawarikh 11:15 di atas, dipahami bahwa korban-korban dipersembahkan untuk makhluk gaib metafisik tersebut di tempat-tempat yang tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, dengan imam-imam yang khusus melayani upacara keagamaan itu.

Selain itu, ada juga yang menganggap bahwa Jin itu memang makhluk supernatural yang jahat yang melompat-lompat di atas reruntuhan Babel. Ini juga didasarkan pada Perjanjian Lama, Kitab Yeyasa 13:21: Tetapi yang akan berbaring di sana ialah binatang gurun, dan rumah-rumah mereka akan penuh dengan burung hantu; burung-burung unta akan diam di sana, dan jin-jin akan melompat-lompat.

Makhluk supernatural maksudnya adalah sesuatu yang berada di luar alam fisik. Dengan kata lain, makluk supernatural merupakan sesuatu yang metafisik. Alias makhluk gaib metafisik.

Bahkan dalam Yeyasa 34:14 disebut begini: Di sana berpapasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu dengan temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian.

Dengan demikian, konsep Jin sebagai sosok gaib metafisik itu berasal dari Yahudi. Maka, jika ada Kaum Muslim yang meyakini bahwa Jin itu sosok gaib metafisika, sangat bisa jadi itu terpengaruh oleh keyakinan Yahudi.

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Walloohu a’lam bishshowaab. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...