—Saiful Islam—
Ada kawan yang bertanya kepada saya
tentang susuk pelet. Atau susuk pengasihan. Jadi begini.
Susuk, biasanya dipahami sebagai
suatu cara memasukkan benda asing ke dalam tubuh seseorang secara spiritual. Tujuannya
untuk mendapatkan kelebihan. Benda asing itu umumnya berupa jarum kecil.
Mendapat kelebihan maksudnya berupa perlindungan spiritual, penarik lawan
jenis, penambah daya tarik (kharisma), kekuatan fisik, dan semisalnya. Jadi,
dengan dimasukkannya jarum tersebut ke dalam tubuh, lantas diyakini karenanya
seseorang bisa terlihat cantik atau tampan, atau sakti, atau berwibawa, atau
hebat, secara magis.
Benda-benda yang dikenal untuk
susuk seperti emas, perak, berlian, kuningan, biji beras, kristal, pelor
(gotri), dan seterusnya. Katanya ada yang memang benda-benda tersebut memang
dimasukkan ke dalam tubuh. Ada lagi tukang susuk yang mengatakan bahwa
benda-benda tersebut memang dimasukkan ke dalam tubuh. Tapi tidak melukai kulit
atau tubuh. Alasannya, karena benda itu sudah menjadi energi. Jadi, kulit atau
tubuh seperti tidak terjadi apa-apa. Padahal diyakinkan bahwa sudah dimasukkan
susuknya. Dengan cara batin gaib metafisik.
Jujur saya ngeri. Ketika tukang
susuk laki-laki yang masih 30-an (kayak usia saya, hehe) mengatakan bahwa susuk
itu bisa dimasukkan di antara dua alis mata, pipi wajah, dagu atau sudut bibir,
tengkuk, (terutama yang ini) bawah payudara kanan atau kiri, (apalagi yang ini)
kemaluan, punggung kanan atau kiri, pinggul kanan atau kiri, lengan kanan atau
kiri, telapak tangan atau kiri, telapak tangan kanan atau kiri, bawah pusar,
paha kanan atau kiri, dan betis kanan atau kiri. Pokok e belejet lah wes.
Lebih jelas lagi, manfaat susuk itu
diyakini secara magis, bahwa susuk bisa membuat pelakunya bisa menarik lawan
jenisnya. Kalau pria bisa memelet para perempuan. Kalau perempuan ya bisa
menyedot (seperti magnet) para lelaki. Terutama lawan jenis idamannya. Juga diyakini
susuk itu untuk mendapatkan jodoh, sukses bisnis, melanggengkan hubungan,
meningkatkan keharmonisan pasangan, dan semisalnya. Intinya susuk diyakini
mempunyai kekuatan magis gaib untuk mengatasi masalah-masalah kemanusiaan.
Atau untuk meningkatkan kharisma
yang sudah ada. Atau susuk dipercaya sebagai meningkatkan aura. Dan bahkan
energi. Meskipun tidak jelas, ini aura dan energi yang apa dan bagaimana. Agaknya
energi dan aura yang dimaksud adalah energi dan aura gaib yang tidak bisa
dijelaskan dengan kata-kata. Alasan ini agaknya untuk memperkuat kesan kepada
seseorang bahwa susuk itu memang sakti.
Misalnya disebutkan bahwa susuk itu
telah diberi energi, “Si Mbah telah membalutkan energi pengasihan dari laku
tirakat yang dilakukan selama 21 hari. Sehingga energinya sangat luar biasa
hebat.” Mendengar ini, pasien yang awam pastilah langsung membeli jasa
susuknya. Hehe. Semakin diyakinkan bahwa susuk bisa menghilangkan rasa grogi,
gemetaran, minder, malu; sampai menciptakan kembali semangat gairah dan
meningkatkan nafsu seksual.
Intinya, yang ingin populer
pakailah susuk. Yang ingin kaya, pakailah susuk. Yang ingin berkharisma dan
berwibawa, pakailah susuk. Yang ingin jodohnya cantik atau tampan, pakailah
susuk. Yang ingin sehat, pakailah susuk. Mengusir roh jahat, pakailah susuk. Ingin
cerdas, pakailah susuk. Ingin pagar gaib, pakailah susuk. Yang ingin naik
pangkat, pakailah susuk. Yang ingin tidak mati-mati, pakailah susuk. Untuk yang
terakhir ini memang, diyakini bahwa orang yang memakai susuk itu sulit matinya.
Wajarlah kalau tukang susuk seperti ini sampai menarif pasiennya dengan harga
yang bombastis pula. Jutaan rupiah! Hampir-hampir setara gaji UMR Surabaya!!
Istilah umumnya adalah pengasihan.
Atau susuk pengasihan. Pelet. Atau susuk pelet. Pemilik jasa susuk biasanya dikenal
sebagai guru spiritual. Sebab susuk itu diyakini bukan sembarang susuk. Sebelum
susuk itu dimasukkan ke dalam tubuh pasien, susuk itu katanya telah
dijompa-jampi. Diberi mantra. Sehingga sakti. Dan ada juga tukang susuk itu
melabel dirinya sebagai Gos. Atau Mbah. Bahkan ustadzah—sebuah gelar kehormatan
yang menurut saya disalah gunakan.
Di samping melabel diri dengan
istilah-istilah yang biasa dihormati masyarakat awam, tukang susuk biasanya
juga berpenampilan seperti tokoh agama. Lebih tepatnya tokoh agama yang
disegani. Misalnya memakai kopiah putih. Memakai surban. Bahkan imamah. Memakai
sarung. Dan tasbih. Kalau perempuan, memakai ‘baju muslim’. Seperti kerudung
yang gelombor, dan baju yang longgar, serta di tangannya melilit sebuah tasbih.
Dari luar memang tampak ‘ustadzah’.
Dan kata-kata tukang susuk ini,
juga disetting supaya mengaburkan ajaran Islam. Yakni omongan-omongannya
sengaja mengutip istilah-istilah Islam. Seperti, “Awwoh dalam assalamu’alaikum…
yang maksudnya adalah Alloh, (bilang Alloh saja salah)”. Atau membahas
misalnya khasiat Surat Al-Ikhlas untuk pengasihan. Yaitu harus dibaca sekian
ratus kali dalam sehari, dan harus dilakukan selama empat puluh hari. Pokoknya,
orang awam yang nonton pastilah langsung percaya bahwa tukang susuk ini memang
benar-benar ustadz atau ustadzah.
Kata-kata lain yang mencoba
mengaburkan nalar sehat seperti, “Sebagai manusia modern, seharusnya kita tidak
boleh melupakan tradisi kita sendiri, terlebih bagi kita yang notabene adalah
orang pribumi asli tanah jawab.” Dengan tujuan, secara halus adalah saran menghormati
dan meyakini tradisi susuk gaib mistis.
Selain menyantolkan kepada energi, aura,
budaya, dan agama atau spiritualitas tertentu, tukang susuk mengaitkan
praktiknya itu dengan pengobatan Akupuntur. “Yaitu teknik pengobatan alami
menggunakan jarum yang populer dari China,” katanya kurang lebih. “Namun
berbeda dengan Akupuntur. Proses memasukkan pelet pengasihan ke tubuh adalah
proses yang menggunakan ilmu magis. Proses ini tidak akan menimbulkan rasa
sakit dan bekas luka di kulit. Karena nantinya susuk itu nanti akan berubah
menjadi energi-energi supranatural yang akan menyatu ke seluruh tubuh si klien,”
terusnya.
Supaya tampak benar-benar sakti,
orang yang memakai susuk itu punya pantangan. Atau sesuatu yang tidak boleh
dilakukan. Seperti tidak boleh makan sate langsung dari tusuknya, tidak boleh
berjalan di bawah tali jemuran, tidak boleh memakan pisang emas, dan
semisalnya. Kadang kala kata-katanya disusupkan kata-kata yang memang baik. Misalnya
supaya orang andhap asor (rendah hati), tidak sombong, dan lain sebagainya.
Pertama. Bagi kalian
yang memiliki keyakinan lain, silakan. Bahkan agama, itu murni pilihan kalian
pribadi. Hak asasi kalian. Mau Hindu, mau Budha, silakan. Mau Kebatinan, silakan.
Mau Kejawen, ya silakan. Wong resiko itu ditanggung sendiri-sendiri, kok. Tidak
ada paksaan dalam beragama.
Namun bagi saya, saya ini Islam. Dasar
keimanan saya adalah yang pertama dan paling utama, adalah Qur’an. Informasi
gaib apa pun yang ada dalam Qur’an, 100% saya imani. Tak kurang sedikitpun. Dan
informasi gaib apa pun yang tidak ada dalam Qur’an (atau Hadis sahih tentunya),
100% tidak akan saya imani. Akan saya tolak. Atau paling tidak, harus saya tabayyuni.
Harus saya cek. Harus saya periksa. Harus saya uji kebenarannya. Nah, keyakinan
susuk seperti di atas, itu tidak ada dalam Qur’an.
Kedua. Begitu juga secara Sains. Atau
menurut teori-teori ilmu pengetahuan. Kepahaman atau keyakinan susuk tersebut,
itu tidak ada penjelasannya. Bagaimana PROSESNYA atau MEKANISMENYA ketika susuk
itu bisa membuat orang berkharisma, berwibawa, mempesona, kebal, dan seterusnya,
itu tidak bisa dijelaskan secara saintifik. Secara ilmu pengetahuan. Atau bagaimana
MEKANISME susuk yang fisik itu berubah menjadi energi kemudian lantas masuk ke
dalam tubuh seseorang tanpa melukai kulit atau tubuh, ini juga tidak bisa
dijelaskan. Ujug-ujug saja beralasan “magis”, “gaib”, “supranatural”, dan
semisalnya. Tentu saja, ini tidak bisa diterima. Tertolak! Maka, sudah pasti
saya menolaknya!
Bapak Quraish Shihab pernah
mengatakan, “Terimalah karena ilmu. Dan tolaklah karena ilmu.” Jadi, kalau kita
mau menerima kesimpulan, itu harus berdasar ilmu. Begitu juga sebaliknya, kalau
mau menolak, ya harus dengan ilmu.
Susuk magis supernatural gaib
seperti cerita di atas, tentu berbeda dengan KB susuk. Aslinya namanya dalam
medis adalah KB implan. Kalau KB implan ini, bisa dijelaskan secara saintifik. Yaitu
tabung plastik kecil dan fleksibel seukuran korek api yang berisi hormon untuk
mencegah kehamilan. Tabung ini akan dimasukkan ke dalam lengan kulit atas. Jadi
jelas.
Cara kerjanya juga jelas. Yaitu ‘susuk’
yang sudah dimasukkan ke bawah kulit akan melepaskan hormon progestin dengan
kadar rendah untuk mencegah kehamilan. Hormon ini akan mencegah ovulasi
(pelepasan sel telur dalam siklus bulanan). Jika seorang wanita tidak
berovulasi, ia tidak bisa hamil. Karena tidak ada sel telur untuk dibuahi.
Progestin itu juga akan menebalkan lender
di sekitar leher rahim (serviks). Ini akan menghalangi sperma untuk memasuki
rahim. Progestin juga akan menipiskan lapisan dinding rahim. Sehingga jika ada
sperma yang berhasil membuahi sel telur, telur tersebut akan sulit menempel
pada dinding rahim untuk memulai kehamilan.
Karena diimplankan (dimasukkan) ke
dalam tubuh, pastinya melukai kulit. Caranya mirip disuntik. Silakan cek. Saya sudah
cek di YouTube, ketik saja “Tutorial KB Implan”. Ya, pasti melukai. Jadi tidak
bisa materi dirubah menjadi energi kemudian tiba-tiba dimasukkan ke dalam tubuh
seseorang. Tidak bisa. Ini juga alasan saya menolak santet atau sihir magis
metafisik.
Ketiga. Susuk supernatural itu
dikait-kaitkan dengan aura dan energi. Tentu ini tidak masuk akal. Tidak bisa
diterima. Tertolak. Aura dan energi menurut Sains, itu tidak ada kaitannya
dengan magis dan supernatural. Tidak ada kaitannya dengan gaib metafisika.
Tidak ada kaitannya dengan makhluk halus, roh halus, dan kawan-kawannya itu.
Aura adalah medan elektromagnetik di sekitar makhluk hidup. Lihat, tidak ada yang
magis!
Sedangkan energi adalah properti fisika
dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi fundamental, yang dapat
diubah bentuknya, namun tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan. Iya kan. Properti
fisika. Jadi bukan metafisika. Jadi energi itu memang properti fisika. Bukan metafisika!
Begitu dulu. Semoga bermanfaat.
Bersambung, insya Allah.
Walloohu a’lam bishshowaab. Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar