—Saiful Islam—
“Kerajaan Mataram inilah yang
membangun Candi Prambanan yang megah. Selain ke Candi Borobudur, saya dengan
kawan-kawan pernah mengunjungi Candi yang megah ini…”
Agama orang-orang Indonesia (dulu Nusantara) ini,
memang tidak ujug-ujug Islam. Juga bukan langsung Budha dan Hindu. Agama atau
keyakinan nenek moyang kita, orang Indonesia, ini adalah memang
animisme-dinamisme. Dari masyarakat sederhana berangsur-angsur modern sampai
sekarang.
Keyakinan umum bagi orang-orang
Austronesia, adalah animisme dan dinamisme. Orang Austronesia maksudnya adalah berbagai
suku bangsa di Asia, Oceania, dan Afrika yang memakai bahasa-bahasa dari
keluarga Austronesia. Yakni bahasa kepulauan yang sangat luas penyebarannya di
dunia. Termasuk penduduk asli kepulauan Nusantara, ini mempraktekkan agama animisme-dinamisme
itu.
Nenek moyang Nusantara itu, tepatnya
sebelum Hindu, Buddha, dan Islam adalah orang-orang yang sangat memuliakan roh.
Mereka meyakini bahwa sukma bisa menghuni tempat-tempat tertentu. Seperti pohon-pohon
besar, batu, hutan, pegunungan, atau tempat suci. Tentu saja roh menurut
mereka, berbeda dengan konsep roh versi Qur’an dan apalagi Sains. Mereka
sebenarnya sudah bisa merasakan, bahwa di balik badan kasar itu ada badan halus
yang membuat seseorang hidup. Sayangnya, tidak punya dasar (rujukan) sehingga
lantas mengembangkan imajinasinya sendiri.
Tidak menjadi masalah. Sebab
tulisan itu pertama kali baru ditemukan pada dua tempat yang berbeda. Pertama,
di Mesopotamia. Yaitu sekitar 3200 tahun sebelum Masehi. Dan kedua, di
Mesoamerika. Yaitu sekitar 600 tahun SM. Adapun tempat berkembangnya tulisan,
itu masih menjadi kontroversi. Yaitu antara di Mesir sekitar 3200 SM atau di
China pada 1300 tahun sebelum Masehi.
Sedangkan di Nusantara, menurut
rekaman paling awal, Bahasa Melayu adalah bahasa asli. Digunakan di wilayah
Sumatera dan semenanjung Melayu. Bahasa Melayu Purba, ini menjadi bahasa asal
yang dipakai sebelum pedagang dari India datang ke Nusantara. Kira-kira sebelum
abad ke-7 Masehi. Yang jelas, nenek moyang Nusantara itu, awalnya tidak
mengenal tulisan. Dan apalagi kitab suci.
Nenek moyang orang Indonesia, ini
punya kepercayaan. Bahwa arwah leluhur yang telah meninggal dunia itu masih
memiliki kekuatan spiritual dan memengaruhi kehidupan keturunannya yang masih
hidup. Cara memuliakan itu menyebar luas. Mulai dari masyarakat Nias, Batak,
Dayak, Toraja, dan Papua. Mereka mewujudkan pemuliaan itu dengan misalnya
upacara syukuran panen yang memanggil roh dewata pertanian. Sampai upacara
kematian dan pemakaman yang rumit sebagai persiapan mengantar arwah orang yang
baru meninggal menuju alam gaib.
Roh atau kuasa spiritual gaib itu
dikenal sebagai hyang. Khususnya oleh orang-orang di Jawa. Sedangkan di Bali,
masyarakatnya menyebut sebagai hyang. Dan sampai sekarang masih dimuliakan atau
dipuja dalam agama Hindu Dharma Bali. Adapun suku Dayak menyebut entitas tak
kasat mata itu dengan sangiang yang bisa berarti ilahi atau leluhur.
Agama Hindu berasal dari bangsa
Arya yang masuk ke India. Yaitu ketika mereka mulai mendiami Lembah Indus pada
kira-kira tahun 1500 SM. Agama Hindu masuk Nusantara, diperkirakan sejak awal
tahun Masehi. Agama ini dibawa oleh para musafir dari India. Salah satunya
adalah Maha Resi Agastya yang di Jawa dikenal dengan Batara Guru atau
Dwipayana. Juga dibawa oleh para musafir dari Tiongkok. Yaitu musafir Budha
Pahyien.
Sudah ada kerajaan Kutai di
Kalimantan Timur. Juga Tarumanegara di Jawa Barat. Dan Kalingga di Jawa Tengah.
Semua ini adalah kerajaan-kerajaan Hindu awal-awal di Nusantara. Tepatnya pada
abad ke-4 Masehi. Kerajaan Hindu lain yang menonjol adalah Kerajaan Mataram.
Kerajaan Mataram inilah yang membangun Candi Prambanan yang megah. Selain ke Candi
Borobudur, saya dengan kawan-kawan pernah mengunjungi Candi yang megah ini.
Sejak itu, agama Hindu menyebar di seluruh Nusantara.
Sedangkan agama Budha, itu lahir
dimulai sejak dari abad ke-6 sebelum Masehi sampai sekarang. Agama ini
disandarkan kepada lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Kira-kira pada tahun
623 – 543 SM. Di Lumbini (Nepal kalau sekarang). Yakni negara terkurung daratan
di Asia Selatan. Terletak di kawasan pegunungan Himalaya. Berbatasan dengan
Tiongkok di sebelah Utara. Dan India di sisi Barat, Timur, dan Selatan. Dia lah
pendiri agama Budha.
Nah, agama Buddha masuk ke Nusantara
ini, pertama kali sekitar pada abad ke-5 Masehi. Ini berdasar peninggalan
prasasti-prasasti yang ditemukan. Pembawanya pertama kali disinyalir adalah Fa
Hsien. Dia dari China. Adapun kerajaan Buddha pertama kali yang berkembang di
Nusantara ini adalah Kerajaan Sriwijaya. Berdiri pada abad ke-7 sampai tahun
1377. Kerajaan Sriwijaya ini dulu menjadi salah satu pusat pengembangan agama
Buddha di Asia Tenggara. Tak heran pada masa ini, mayoritas penduduk Nusantara
adalah beragama Buddha. Terutama Sumatera dan Jawa.
Adapun kapan masuknya Islam ke
Nusantara, ini ada tiga teori besar. Pertama, teori Gujarat, India. Menyatakan bahwa
Islam datang dari wilayah Gujarat (India) melalui peran para pedagang muslim
India. Sekitar abad ke-13 Masehi. Kedua, teori Mekah. Disebutkan, Islam itu
langsung dari Timur Tengah melalui jasa para pedagang muslim Arab. Yaitu
sekitar abad ke-7 Masehi. Dan ketiga, adalah teori Persia. Yaitu Islam sampai
ke Nusantara lewat para pedagang asal Persia. Para pedagang ini, mampir dulu di
Gujarat sebelum akhirnya sampai di Nusantara. Sekitar abad ke-13 Masehi.
Kerajaan atau Kesultanan Islam
sendiri, yang ada di Nusantara tercatat sebagai berikut: Di Kalimantan ada Kerajaan
Selimbau (mulai tahun 600 Masehi); Kerajaan Sintang (tahun 1500); Kerajaan
Mempawah (1740); Kesultanan Kutai (1300); dan lain-lain. Di Sumatera ada
Kerajaan Jeumpa (777M); Kesultanan Peureulak (840M); Kesultanan Samudera Pasai
(1267M); dan lain-lain. Di Jawa ada Kesultanan Cirebon (1430); Kesultanan Demak
(1500); Kesultanan Banten (1524); Kesultanan Mataram (1586); dan lain-lain. Di
Maluku ada Kesultanan Ternate (1257); Kesultanan Tidore (1081); dan lain-lain.
Di Sulawesi ada Kesultanan Gowa (1300); Kesultanan Buton (1332); dan lain-lain.
QS. Yusuf[12]: 111
لَقَدْ كَانَ فِي
قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ
تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ
يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya pada KISAH-KISAH mereka
itu terdapat PENLAJARAN bagi orang-orang yang MEMPUNYAI AKAL. Al Qur’an itu
bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi
kaum yang beriman.
Begitu dulu. Semoga bermanfaat.
Bersambung, insya Allah…
Walloohu a’lam bishshowaab. Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar