Jumat, 23 Agustus 2019

DIMENSI 4 ALAMNYA JIN


—Saiful Islam—

“Menurut saya, alam dimensi 4 adalah alamnya Jin, itu adalah tafsir yang kebablasan…”

Mungkin kita sering mendengar istilah alam Jin. Atau alam lain. Atau alam dimensi lain. Alam dimensi lebih tinggi. Yang maksudnya adalah sebuah alam yang khusus dihuni oleh bangsa Jin gaib matafisika. Apakah benar ada alam dimensi lebih tinggi dari alam yang kita huni saat ini? Sehingga di situlah bangsa Jin itu berada?

Kalau Jin yang dimaksud adalah makhluk gaib metafisika, jawabannya adalah tidak ada. Inilah kesimpulan yang bisa kita putuskan berdasar penulusuran dari beberapa tulisan terdahulu. Adapun sebuah alam berdimensi lebih tinggi, memang ilmuwan memungkinkan keberadaannya. Yaitu alam dimensi 4, dimensi 5, dimensi 6, dan seterusnya.

Dalilnya, yang paling mutakhir, adalah ditemukannya cold spot pada tahun 2015 oleh para ahli astrofisika dari Universitas Durham. Atau bintik-bintik dingin di sisi luar alam semesta kita ini. Cold spot adalah tanda bahwa alam semesta ini telah bertabrakan dengan alam semesta yang lain.

Luas cold spot itu 1,8 miliar tahun cahaya. Menurut para ilmuwan, itu adalah goresan sisa tabrakan beruntun antara alam semesta kita dengan alam semesta lainnya. Tabrakan itu kuat sekali. Sehingga energinya pun sangat besar dan menciptakan bintik-bintik dingin dengan sunu minus 400 derajat celcius.

Cold spot bisa jadi sinyal yang tersisa dari tabrakan antara alam semesta kita dengan salah satu dari triliunan alam semesta lainnya. Jika analisis selanjutnya berhasil menemukan jawaban yang tepat, maka cold spot bisa menjadi bukti pertama dari eksistensi (keberadaan) multi (banyak) alam semesta yang mirip dengan apa yang kita miliki saat ini.” Begitu kata Tom Shanks—seorang profesor dari pusat Astronomi Unversitas Durham.

Meskipun, alam berdimensi lebih tinggi itu, sampai saat ini belum terbukti. Ya, belum terbukti. Alias baru hipotesis. Dugaan sementara. Dan tidak ada satu pun ilmuwan itu yang mengatakan bahwa alam berdimensi 4, 5, dan seterusnya itu adalah alamnya Jin gaib metafisik. Jadi, ‘tempat Jin-nya’ saja, itu sampai saat ini belum terbukti! Masih debatable!! Apalagi Jin metafisikanya!!!

Atau paling tidak, alam semesta lain itu dimungkinkan ada baru berdasar analisis dari teori. Belum sebuah fakta yang terbukti memang ada. Dunia pararel itu muncul berdasarkan pandangan umum para ilmuwan yang menyimpulkan begini. Bahwa ruang waktu itu datar dan meluas. Tidak bundar atau lonjong. Ketika ruang waktu datar, maka apa yang kita lihat selama ini di alam semesta merupakan bagian terluar dari dimensi alam yang lebih besar. Atau yang dikenal sebagai sembilan dimensi.

Memang salah satu guru saya yang saya kagumi, itu mengatakan bahwa Jin itu ada. Dan bangsa Jin ini menghuni di alam dimensi 4. Dia mengibaratkan begini. Kalau alam (bumi) yang kita huni ini kita anggap sebagai alam berdimensi 2, maka alam yang berdimensi 4, kita misalkan dulu berdimensi 3.

Dimensi 2 tidak bisa masuk ke dimensi 3. Namun sebaliknya. Dimensi tiga, itu masuk ke dimensi 2. Meskipun tidak semua alam yang berdimensi tiga itu bisa tampak di dimensi 2. Ambil contoh bayangan orang di tembok. Orangnya adalah berdimensi tiga. Yang mempunyai luas dan volume. Sedangkan bayangannya, hanya memiliki besaran luas.

Orang yang berdimensi tiga itu bisa masuk ke bayangannya yang berdimensi dua. Caranya mudah. Orang tersebut tinggal menempelkan telapak tangannya saja ke tembok. Maka permukaan tangannya akan masuk ke dimensi dua. Seandainya bayangan itu bisa ngomong, dia akan bilang begini: “Ooo… jadi begitu tangan.”

Tapi sebaliknya. Bayangan yang berdimensi dua itu, tidak mungkin masuk ke dimensi tiga. Tidak mungkin. Lantas mengutip 7:27 bahwa Jin itu bisa melihat manusia. Tapi sebaliknya. Manusia tidak akan bisa melihat Jin. Kecuali kalau Jin menampakkan sebagian dirinya, ketika ia masuk ke alam kita yang berdimensi tiga. Maka, manusia menjadi bisa melihat Jin.

Menurut saya, bahkan melihat Jin versi dimensi 4 seperti itu, tidak mungkin. Mustahil. Kalau benar Jin masuk ke dimensi tiga, itu berarti sudah menabrak firman Allah 7:27 itu sendiri yang jelas-jelas menegaskan: “Mereka bisa melihat kalian. Sedangkan kalian tidak bisa melihat mereka.”

Jadi begitulah permisalannya. Selalu untuk menggambarkan alam berdimensi empat itu, harus menggunakan permisalan. Supaya secara teori, tampaknya masuk akal. Tapi sekali lagi. Belum terbukti secara nyata. Makanya, bahasan dimensi 4, dimensi 5, dan seterusnya itu, dikategorikan dalam science fiction. Fiksi tetapi saintifik. Imajinasi yang didasarkan pada prediksi-prediksi ilmiah.

Para ahli fisika memang pernah mengemukakan beberapa model alam semesta ini. Misalnya pertama adalah Bubble Theory atau Black Hole Theory. Menurut teori ini, alam semesta ini sebenarnya MUNGKIN saja adalah bagian dari semesta yang lebih besar. Kita tidak bisa melihat atau mengobservasinya, hanya karena bagian-bagian lain dari semesta itu jauh sekali dari semesta kita. Atau mungkin juga semesta-semesta lain itu berada di black hole yang membuat tak seorang pun bisa menembusnya.

Teori kedua adalah string. Atau String Theory. Bunyinya begini: Jika alam semesta kita memiliki tiga dimensi, maka MUNGKIN saja semesta ini adalah bagian dari semesta lain yang lebih besar yang mempunyai 9 dimensi. Diibaratkan koran yang memiliki banyak halaman, semesta kita ini adalah salah satu dari halaman-halaman koran tersebut.

Dan yang ketiga adalah Parallel Universe Theory. Alias teori dunia pararel. Mudahnya, teori ini menyatakan bahwa ada banyak dunia yang bekerja secara pararel. Yakni ada alam lain yang bekerja bersamaan dengan alam kita ini.

Yang perlu diingat, adalah ini. Tidak satu pun dari teori-teori di atas yang sudah terbukti. Meskipun, itu semua memang bukan imajinasi atau hayalan belaka. Ya, bukan hayalan belaka. Tetapi hayalan berdasar teori sebelumnya. “Maka, masuk akalnya semesta ini harus lebih dari tiga dimensi…,” begitu kira-kira kesimpulan logisnya. Kemudian lantas dikembangkanlah imajinasi di atas.

Ingat. Saya memang pro Sains untuk menafsirkan ayat-ayat Qur’an. Sangat malah. SMA saya ambil jurusan IPA. Kuliah saya jurusan Tafsir Qur’an. Ada seorang guru yang menulis tafsir Qur’an dengan pendekatan saintifik berseri. Lebih dari 40-an buku. Saya beli semua. Saya hatamkan semua. Tapi kalau dikatakan bahwa Jin yang gaib metafisika itu menghuni alam dimensi 4, menurut saya itu tafsir yang teterlaluan. Melampaui batas. Kebablasan. Hehe..

Mengkritisi penafsiran guru seperti ini, sungguh bukan saya benci pada guru saya ini. Justru sebaliknya. Saya sangat cinta. Saya memang ngefans kepada orang-orang seperti beliau. Saya sangat berterimakasih beliau telah menulis buku. Yang mencerdaskan murid-muridnya. Yang memancing murid-muridnya untuk berpikir. Semoga beliau terus menulis buku. Dan semoga semua isinya bisa melintas di otak dan hati kita. Di akal anak-cucu keturunan kita. Aamiin.

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Walloohu a’lam bishshowaab. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...