—Saiful Islam—
“Ternyata, tongkat Nabi Musa, itu
adalah Taurat…”
Jadi, sudah pasti tongkat Nabi Musa
tidak menjadi ular. Ia hanya seakan-akan hidup. Lalu apa sebenarnya tongkat
Nabi Musa itu? Tongkat di situ artinya adalah kekuatan Nabi Musa. Apa kekuatan
Nabi Musa untuk menghadapi Fir’aun dan para penyihirnya? Tidak lain dan tidak
bukan, itu adalah ayat-ayat Allah. Tongkat Nabi Musa adalah firman-firman Allah.
Kalimat-kalimat Allah. Yakni Taurat!
Tongkat di situ, adalah ungkapan
majas. Majaaz atau isti’aaroh, atau tasybiih dalam teori
Sastra Arab (Ilmu Balaghah). Yakni makna kiasan. Makna simbolik. Makna konotatif.
Bukan makna hakiki. Tidak makna denotatif. Bukan berarti tongkat sebenarnya. Secara
bahasa, ‘ashoo (tongkat) memang bisa berarti kekuatan (al-quwwah)
dan kekuasaan (al-qudrah). Orang Arab memang sering menggunakan kata hayyah
(ular) itu sebagai perumpamaan. Seperti sudah kita ceritakan sebelumnya.
Para penyihir Fir’aun digambarkan
melempar tongkat-tongkat dan tali-tali. Disebutlah oleh Nabi Musa bahwa semua
itu adalah sihir. Yakni mereka mengelabui dan menipu semua orang yang hadir
dengan mulut mereka. Dengan kata-kata mereka. Mereka mencoba mempengaruhi
dengan omongan mereka yang tanpa dalil. Mereka berdusta. Mereka berbohong. Untuk
kepentingan-kepentingan egoistis. Maka lantas dibongkar oleh Allah dengan
firman-firman-Nya lewat Nabi Musa.
Jadi ini adalah duel mulut. Debat sengit.
Adu argumentasi. Antara para penyihir Fir’aun dengan Nabi Musa. Antara sihir-sihir
(kata-kata yang melemahkan, melenakan, memperbudak, bullying, dan
semisalnya) dengan firman-firman Allah yang mencahayai, yang mencerahkan, yang
menghidupkan, yang memotivasi dan menginspirasi, yang mencerdaskan, yang
membahagiakan, dan seterusnya (baca buku ke-3 saya ‘Ayat-Ayat Kemenangan).
Para penyihir itu digambarkan
kalah. Lalu beriman kepada ayat-ayat yang disampaikan Nabi Musa. Lantas beriman
kepada Allah dan Nabi Musa. Tentulah para penyihir tersebut paham betul bahwa
kalimat-kalimat Musa itu bukan kalimat-kalimat sembarangan. Ia adalah firman. Mereka
bisa merasakan energinya. Serta keindahan kalimat-kalimatnya. Mereka takjub. Gemetar.
Seperti benang basah. Takut. Apalagi setelah terbongkar semua ‘kibulnya’.
Kalimat-kalimat Nabi Musa dengan
mudahnya menunjukkan kesalahan-kesalahan argumentasi mereka. Menunjukkan kesalahan
dan kebohongan serta kelemahan argumentasi mereka. Perdebatan itu telah sampai
pada argumentasi puncaknya. Yang paling detail. Yang paling rinci. Yang paling
ujung. Para penyihir itu tidak bisa mengelak lagi. Para penyihir itu
benar-benar takjub. Membuat mata mareka terbelalak. Mereka sudah tidak bisa
berkata-kata lagi. Diam seribu bahasa. Semua argumentasi mereka sudah
terbantahkan. Sejelas-jelasnya. ‘Tongkat’ Nabi Musa telah ‘menelan
tongkat-tongkat dan tali-tali’ mereka.
Jelas sekali pada ayat berikut ini yang
dibekalkan oleh Allah kepada Musa dan Harun adalah ayat-ayat-Nya. Atau keterangan-keterangan
(bayyinaat). Alias firman-Nya. Yakni Taurat! Bukan mukjizat magis bin
ajaib yang sering diterjemahkan itu. Sekali lagi, aayaatinaa. Ayat-ayat
Kami! Taurat!!
QS. Al-Zukhruf[43]: 46
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا
مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَقَالَ إِنِّي رَسُولُ رَبِّ
الْعَالَمِينَ
Dan sesunguhnya Kami telah mengutus
Musa dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya.
Maka Musa berkata: "Sesungguhnya aku adalah utusan dari Tuhan seru
sekalian alam.”
QS. Thaha[20]: 42 & 47
اذْهَبْ أَنْتَ وَأَخُوكَ
بِآيَاتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكْرِي
42. Pergilah kamu beserta saudaramu
dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam
mengingat-Ku.
فَأْتِيَاهُ فَقُولَا
إِنَّا رَسُولَا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَا
تُعَذِّبْهُمْ ۖ قَدْ جِئْنَاكَ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَالسَّلَامُ عَلَىٰ مَنِ اتَّبَعَ
الْهُدَىٰ
47. Maka datanglah kamu berdua
kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah
utusan Tuhanmu, Maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa
mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa ayat dari
Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk.
QS. Al-A’raf[7]: 103 & 105
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ
بَعْدِهِمْ مُوسَىٰ بِآيَاتِنَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَظَلَمُوا بِهَا ۖ فَانْظُرْ
كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
103. Kemudian Kami utus Musa
sesudah rasul-rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun dan
pemuka-pemuka kaumnya. Lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan.
حَقِيقٌ عَلَىٰ أَنْ لَا
أَقُولَ عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ قَدْ جِئْتُكُمْ بِبَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ
فَأَرْسِلْ مَعِيَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
105. “Wajib atasku tidak mengatakan
sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu
dengan membawa bukti (keterangan) dari Tuhanmu, Maka lepaskanlah Bani Israil
(pergi) bersamaku.”
QS. Al-Syu’ara[26]: 15
قَالَ كَلَّا ۖ فَاذْهَبَا بِآيَاتِنَا
ۖ إِنَّا مَعَكُمْ مُسْتَمِعُونَ
Allah berfirman, “Jangan takut.
Maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami. Sungguh Kami bersamamu
mendengarkan.”
QS. Al-Dzariyat[51]: 38
وَفِي مُوسَىٰ إِذْ
أَرْسَلْنَاهُ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ
Dan juga pada Musa, ketika Kami
mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa kekuatan (ayat) yang nyata.
QS. Al-A’raf[7]: 132
وَقَالُوا مَهْمَا
تَأْتِنَا بِهِ مِنْ آيَةٍ لِتَسْحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ
Mereka berkata: "Bagaimanapun
kamu mendatangkan ayat kepada Kami untuk menyihir Kami dengan keterangan itu. Maka
Kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu".
QS. Al-‘Ankabut[29]: 39
وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ
وَهَامَانَ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي
الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ
Dan (juga) Karun, Fir'aun dan
Haman. Dan ssungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan.
Akan tetapi mereka sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang
luput (dari kehancuran itu).
QS. Al-Qashash[28]: 36
فَلَمَّا جَاءَهُمْ مُوسَىٰ
بِآيَاتِنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُفْتَرًى وَمَا
سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ
Maka tatkala Musa datang kepada mereka
dengan (membawa) ayat-ayat Kami yang nyata, mereka berkata: "Ini tidak
lain hanyalah sihir yang dibuat-buat dan kami belum pernah mendengar (seruan
yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu".
QS. Thaha[20]: 56
وَلَقَدْ أَرَيْنَاهُ
آيَاتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَأَبَىٰ
Dan sesungguhnya Kami telah
perlihatkan kepadanya (Fir'aun) ayat-ayat Kami semuanya. Maka ia mendustakan
dan enggan (menerima kebenaran).
QS. Al-A’raf[7]: 144-147
قَالَ يَا مُوسَىٰ إِنِّي
اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالَاتِي وَبِكَلَامِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ
وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
144. Allah berfirman: "Hai
Musa. Sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di
masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara dengan-Ku. Sebab itu
berpegang teguhlah kepada apa yang aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk
orang-orang yang bersyukur."
وَكَتَبْنَا لَهُ فِي
الْأَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْعِظَةً وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا
بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا ۚ سَأُرِيكُمْ دَارَ الْفَاسِقِينَ
145. Dan telah Kami tuliskan untuk
Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi
segala sesuatu. Maka (kami berfirman): "Berpeganglah kepadanya dengan
teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan
sebaik-baiknya. Nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang
fasik.
سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ
الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ
آيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ
سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ
كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ
146. Aku akan memalingkan
orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari
ayat-ayat-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat, mereka tidak beriman
kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka
tidak mau menempuhnya. Tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus
memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat
Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.
147. Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah
perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka
kerjakan.
Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung,
insya Allah…
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar