—Saiful Islam—
“Kalau benar tongkatnya bisa
berubah menjadi ular, Nabi Musa tak perlu takut dan khawatir mengahadapi Fir’aun
dan para penyihirnya…”
Secara sederhana, saya membagi
kisah Nabi Musa itu menjadi tiga. Meskipun tentu saja bisa dibagi-bagi lagi.
Namun kali ini, untuk memudahkan menganalisis. Yaitu pertama, saat Nabi Musa
menerima firman. Kedua, ketika beliau diperintah Allah menghadapi Fir’aun dan
para tukang sihirnya. Dan ketiga, respon Fir’aun dan para penyihir tersebut.
Nah, tongkat Nabi Musa yang
seolah-olah menjadi ular, itu sudah terjadi dikala Nabi Musa menerima firman (misalnya
QS.20:9–23). Sebelum diperintah oleh Allah untuk mendatangi Fir’aun sekaligus
berduel dengan para penyihirnya. Namun, Nabi Musa sempat khawatir atau takut kepada
Fir’aun ketika Allah perintahkan untuk mendatanginya.
Padahal, kalau sudah tahu
tongkatnya bisa menjadi ular besar, kenapa mesti takut? Kalau sudah tahu dirinya
punya mukjizat (tongkat ajaib yang bisa berubah menjadi ular), tidak mungkin
beliau takut kepada Fir’aun. Tidak perlu takut. Suruh saja ularnya itu menelan
Fir’aun dan semua penyihirnya. Tidak perlu lari dikejar-kejar penguasa super
sombong dan bengis itu.
Ini petunjuk ketiga yang sangat kuat
bagi kita bahwa tongkat Nabi Musa itu memang tidak menjadi ular. Hanya seakan-akan
ular. Seolah-olah menjadi ular. Dalil pertama dan kedua sudah kita bahas
kemarin. Yaitu tali-tali dan tongkat-tongkat para penyihir Fir’aun yang hanya
seolah-olah menjadi ular. Serta analisis bahasanya terkait kata hayyatun,
tsu’baanun, dan jaannun.
Marilah kita lihat bersama Nabi
Musa yang sempat takut dan khawatir saat Allah perintahkan menghadapi Fir’aun
itu. Berikut ini.
QS. Thaha[20]: 42 – 56
42. “Pergilah kamu beserta
saudaramu (Harun) dengan membawa ayat-ayat-Ku. Dan janganlah kamu berdua lalai mengingat-Ku.
43. “Pergilah kamu berdua kepada
Fir'aun. Sesungguhnya ia telah melampaui batas.
44. “Maka berbicaralah kamu berdua
kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut. Mudah-mudahan ia ingat atau
takut.”
قَالَا رَبَّنَا إِنَّنَا
نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَىٰ
45. Keduanya berkata, "Ya
Tuhan Kami. Sesungguhnya kami khawatir, ia segera menyiksa kami atau akan
bertambah melampaui batas.”
46. Allah berfirman: "Janganlah
kamu berdua khawatir. Sesungguhnya Aku beserta kamu berdua. Aku mendengar dan
melihat.
47. “Datanglah kamu berdua
kepadanya (Fir'aun) dan katakanlah: Sesungguhnya kami berdua adalah utusan
Tuhanmu. Maka lepaskanlah Bani Israil bersama kami dan janganlah kamu menyiksa
mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas
kerasulan Kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang
mengikuti petunjuk.
48. “Sesungguhnya telah diwahyukan
kepada kami bahwa siksa itu (ditimpakan) atas orang-orang yang mendustakan dan
berpaling’.”
49. Fir'aun berkata, "Maka
siapakah Tuhanmu berdua, Hai Musa?”
50. Musa menjawab, "Tuhan kami
ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk
kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.”
51. Fir'aun berkata,
"Bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?"
52. Musa menjawab, "Pengetahuan
tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab. Tuhan kami tidak akan
salah dan tidak (pula) lupa.
53. “Yang telah menjadikan bagimu
bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan,
dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
54. “Makanlah dan gembalakanlah
binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.
55. “Dari bumi (tanah) itulah kami
menjadikan kamu. Kepada tanah itu juga Kami akan mengembalikan kamu. Dan dari
tanah itu, Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.”
56. Dan sesungguhnya Kami telah
perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya. Maka ia mendustakan
dan enggan (menerima kebenaran).
QS. Al-Syu’ara[26]: 10 – 13
10. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
menyeru Musa (dengan firman-Nya): "Datangilah kaum yang zalim itu.
11. “(Yaitu) kaum Fir'aun. Mengapa
mereka tidak bertakwa?"
قَالَ رَبِّ إِنِّي
أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ
12. Musa menjawab, "Ya
Tuhanku. Sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku.
13. “Dan (karenanya) sempitlah dadaku
dan tidak lancar lidahku. Maka utuslah Harun (bersamaku).
14. “Dan aku berdosa terhadap
mereka. Maka aku takut mereka akan membunuhku.”
15. (Allah) berfirman, “Jangan
takut. Pergilah kamu berdua dengan membawa dengan membawa ayat-ayat Kami.
Sungguh Kami bersamamu mendengarkan.
16. “Maka datanglah kamu berdua kepada
Fir'aun dan katakanlah: "Sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta
alam,
17. “Lepaskanlah Bani Israil
(pergi) beserta kami.”
QS. Al-Qashash[28]: 33 – 35
قَالَ رَبِّ إِنِّي
قَتَلْتُ مِنْهُمْ نَفْسًا فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ
33. Musa berkata, "Ya Tuhanku.
Sesungguhnya aku telah membunuh seorang manusia dari golongan mereka. Maka aku
takut mereka akan membunuhku.
وَأَخِي هَارُونُ هُوَ
أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي ۖ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ
34. “Dan saudaraku Harun, ia lebih
fasih lidahnya daripadaku. Maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk
membenarkan (perkataan)ku. Sungguh aku khawatir mereka akan mendustakanku.”
35. Allah berfirman, "Kami akan
membantumu dengan saudaramu. Dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang
besar. Maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan
membawa ayat-ayat Kami. Kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan
menang.”
Begitu dulu. Semoga bermanfaat.
Bersambung, insya Allah…
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar