Rabu, 10 Juli 2019

RE-INSTALL KEYAKINAN KESURUPAN


—Saiful Islam—

“Ini juga alasan kenapa perempuan lebih gampang kesurupan daripada laki-laki...”

Untuk menangani orang kesurupan, medis biasanya memberi suntik atau obat penenang. Semacam obat tidur. Saya tidak sepenuhnya setuju solusi itu. Sebab, kesurupan ini bukan masalah fisik. Tapi masalah psikis. Soal jiwa. Ibarat smartphone, kesurupan itu bukan masalah hardware-nya. Tapi software-nya. Maka, bisa mengganti aplikasinya atau instal ulang sekalian. Jadi, suntik maupun obat itu, belum menyentuh akar masalahnya.

Kesurupan ini seperti kondisi terhipnotis. Yaitu amygdala (bagian otak yang menyimpan memori emosional) membajak sistem limbik otak. Sehingga hippocampus tidak bekerja dengan baik. Orang kesurupan ini ditandai dengan mulai malasnya bagian rasional otak tersebut untuk bekerja. Akibatnya, filter logikanya lumpuh.

Jadi, orang kesurupan itu ciri khasnya adalah otak rasionalnya tidak bekerja. Otak kirinya terus melemah. Bagian otak yang tugasnya berpikir logis, tugas bahasa, matematika, Sains, kritis, dan analisis, sedang menganggur. Tidak aktif. Alias pasif. Sebaliknya, yang semakin aktif adalah otak kanannya. Otak emosional. Otak imajinatif. Otak yang sarat dengan keyakinan-keyakinan.

Ini juga alasan kenapa perempuan lebih gampang kesurupan daripada laki-laki. Karena biasanya perempuan lebih emosional. Sedangkan laki-laki lebih rasional. Perempuan umumnya lebih mudah terpengaruh.

Tentu saja, berbahaya jika otak imajinatif itu dibiarkan liar. Berkelana berfantasi bebas sebebas-bebasnya. Nah, otak kiri itu adalah ibarat tali kekangnya. Seperti keyakinan bahwa kesurupan itu sendiri adalah kemasukan Jin. Atau kerasukan setan. Atau dalam kendali Iblis. Tentu saja ini keyakinan yang salah. Kok bisa menyimpulkan ini keyakinan salah? Otak kiri kita lah yang menyimpulkan itu. Otak logis. Otak rasional setelah memahami ilmunya.

Maka, kayakinan harus benar. Jangan gampang meyakini sesuatu kalau itu sumbernya tidak jelas. Apalagi soal agama. Kita harus kritis dan skeptis. Jangan main-main soal keyakinan. Kita mesti mulai terbiasa mengecek terlebih dahulu. Dari sumber-sumber yang terpercaya. Paling tidak, kita bisa search di Google.

Dan aktifkan otak kiri. Atau perkuat otak kiri. Pikiran memang bersifat elastis. Seperti otot. Kalau sering dilatih misalnya angkat barbel atau nge-gym, otot-otot akan semakin besar dan kuat. Begitu juga otak. Semakin kita mengaktifkan otak kiri, lambat laun otak ini akan semakin kuat. Misalnya dengan banyak membaca, menulis, diskusi, mengajar, dan lain-lain yang intinya kerja bahasa. Jangan biasakan otak kiri menganggur. Bacalah! Literasi!! Ganti keyakinan mistis dengan Sains!!!

QS. Al-‘Alaq[96]: 1–5
“BACALAH dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari al-‘alaq. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran BACA TULIS. Dia mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.

QS. Al-Anfal[8]: 24
“Hai orang-orang yang beriman. SAMBUTLAH seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang MENGHIDUPKANMU…”

Sudah kita ketahui, kesurupan itu dipengaruhi beberapa faktor. Seperti sosial, spiritual, psikologis, dan lain-lain. Penyebab utama kesurupan ini adalah stres sosial dan mental yang ditekan ke alam bawah sadar sehingga mempengaruhi kondisi emosional. Tekanan sosial dan mental itu, misalnya seperti pengangguran, upah kecil, ketidakadilan, banjir, tsunami, gizi buruk, kesenjangan yang sangat kontras, frustasi dan kegagalan yang disikapi secara salah dan lain semisalnya.

Nah sebenarnya, penyebab kesurupan itu kompleks. Tidak sesederhana. Setiap orang punya masalahnya masing-masing. Kalau ada saudara kita yang sering kesurupan, mungkin masalahnya tak kungjung mendapatkan jodoh. Maka tugas kita membantu mencarikan jodoh. Mungkin menganggur sehingga minder akut di masyarakat. Maka tugas kita membantu mencarikan pekerjaan. Mungkin masalahnya dililit hutang. Maka tugas kita membantu melunasinya. Mungkin ia punya keinginan-keinginan. Tugas kita menanyakan keinginan-keinginan itu dan membantu mewujudkannya. Dan lain-lain.

Jadi, solusinya bisa mengubah keadaan fisik seperti di atas. Bisa juga dengan mengubah pola pikir. Mengubah mindset. Alias cara menyikapi masalah. Misalnya dengan pemahaman ikhlas yang benar. Syukur yang benar. Sabar yang benar. Untuk ini, selanjutnya bisa baca buku pertama saya Berpikir, Bersikap dan Beraksi ala Pemenang.

Maka solusi itu, memang tidak bisa bim salabim. Tidak bisa instan. Harus terus berproses. Membiasa menjadi budaya hidup sehat. Sehat badannya. Sehat jiwanya.

QS. Thaha[20]: 124
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
“Dan siapa yang berpaling dari peringatan-Ku (Al Qur’an), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit. Dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...