Jumat, 26 Juli 2019

SETAN ENERGI NEGATIF


—Saiful Islam—

“Energi, itu memang ‘barang halus’. Tapi bukan antah-berantah…”

Seorang kawan menulis, “Menurut  QS(7): 27, Apakah setan itu merupakan dorongan yg mengajak menjauh dari Alloh, atau berupa obyek yg punya keinginan, bisa melihat dari suatu tempat?” Terimakasih untuk pertanyaannya.

Saya cenderung melihat setan itu energi negatif. Atau energi yang bermuatan informasi negatif. Atau energi destruktif. Ia adalah gelombang. Karenanya, ia bisa masuk atau merambat kemana saja. Termasuk pada pikiran manusia. Pikiran jahat, inspirasi jahat, motivasi jahat, semua ini adalah buah dari bisikan setan. Secara kasat mata, energi memang tidak bisa dilihat. Namun bisa dirasakan. Dan sangat bisa dipahami efek-efek rilnya. Seperti energi listrik. Tak terlihat memang. Tapi kalau kita ‘kesetrum’ kita langsung bisa merasakannya. Kalau lampu menyala, kita langsung paham lantas mengatakan, “ada energi listriknya.”

QS. Al-Nur[24]: 21
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu MENYURUH MENGERJAKAN PERBUATAN YANG KEJI DAN YANG MUNGKAR. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

QS. Al-Mukminun[23]: 97
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari BISIKAN-BISIKAN SETAN.”

Ketika orang sudah kesetanan, maka orang itu pun bisa disebut setan. Barulah di sini, setan itu bisa untuk menyebut sosok. Yakni sosok orang yang kesetanan. Bukan sosok makhluk halus antah-barantah.

Secara bahasa, definisi setan sudah saya ceritakan di tulisan ke-11 sebelumnya: Setan Pun Bukan Sosok. Untuk lebih lengkapnya, silakan dibaca lagi. Di sini akan saya kutipkan lagi sebagian saja. Begini.

Arti asalnya, setan itu adalah yang berjauhan. Atau yang jauh. Jauh dari apa? Jauh dari kebenaran. Jauh dari rahmat Allah. Jauh dari surga. Jauh dari kekuatan. Jauh dari kecerdasan dan kepintaran. Jauh dari kekayaan (seperti penyair Arab berkata, “Tidak ada malam-malamnya orang fakir itu kecuali setan”). Jauh dari semangat belajar dan bekerja. Intinya jauh dari kebaikan-kebaikan, seperti malas; lupa; boros, iri; sombong; dengki; zalim; curang; khawatir, takut, sedih, menunda-nunda, bakhil, egoistis (tidak mau menolong sesama), lemah, dan ragu-ragu untuk kebaikan, dan lain seterusnya.

Setan itu kata sifat. Tidak ada satu ayat pun yang menyebut bahwa setan itu sosok. Qur’an tidak pernah menyebut material setan. Setan memang adalah sifat yang masuk dalam sosok. Yang mengatakan setan itu makhluk terbuat dari api dengan dasar QS.55:15, itu lemah. Yang terbuat dari api itu jin. Bukan setan. Setan adalah sifat merusak yang sudah diaktualisasikan baik oleh manusia al-ins, manusia al-jinn, hewan, dan seterusnya.

Maka yang dimaksud setan-setan al-ins dan al-jinn, itu seperti ini. Al-ins dan al-jinn itu sebenarnya adalah manusia. Orang. Hanya orang yang bersifat (memiliki kualitas-kualitas tertentu) sebagai manusia al-ins dan manusia al-jinn. Sudah inheren dalam keduanya energi. Yakni energi potensial. Dan ketika manusia al-ins dan al-jinn ini berbuat kerusakan, durhaka kepada Allah maupun kedua orang tuanya, itulah manusia al-ins dan al-jinn yang sudah kesetanan. Disebutlah setan-setan al-ins dan al-jinn.

Dengan kata lain, setan-setan al-ins dan al-jinn itu tak lain dan tak bukan adalah energi potensial yang sudah diaktualisasikan dalam bentuk merusak. Zalim. Permusuhan atau memutus silaturahim. Dan sebagainya. Ketika energi potensial itu digunakan untuk perbuatan buruk, merusak, yang jauh dari kebenaran, baik ucapan maupun perbuatan, maka itulah orang yang sedang kesetanan.

QS. Al-Zukhruf[43]: 36
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan). Maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.

QS. Yasin[36]: 60
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah MUSUH YANG NYATA bagi kamu.

QS. Fathir[35]: 6
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu. Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya setan-setan itu hanya MENGAJAK GOLONGANNYA supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.

QS. Al-Ankabut[29]: 38
وَعَادًا وَثَمُودَ وَقَدْ تَبَيَّنَ لَكُمْ مِنْ مَسَاكِنِهِمْ ۖ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَكَانُوا مُسْتَبْصِرِينَ
Dan (juga) kaum 'Aad dan Tsamud. Dan sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. DAN SETAN MENJADIKAN MEREKA MEMANDANG BAIK PERBUATAN-PERBUATAN MEREKA, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam,

QS. Al-Syu’ara[26]: 221 – 222
هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ
221. Apakah akan aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan- setan itu turun?

تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ
222. Mereka turun kepada tiap-tiap PENDUSTA LAGI YANG BANYAK DOSA.

QS. Al-Hajj[22]: 52
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنْسَخُ اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللَّهُ آيَاتِهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang Rasul pun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, setan pun MEMASUKKAN GODAAN-GODAAN terhadap keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu. Dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Walloohu a’lam bishshowaab. Salam










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...