—Saiful Islam—
“Energi, itu memang ‘barang halus’.
Tapi bukan antah-berantah…”
Seorang kawan menulis, “Menurut QS(7): 27, Apakah setan itu merupakan
dorongan yg mengajak menjauh dari Alloh, atau berupa obyek yg punya keinginan,
bisa melihat dari suatu tempat?” Terimakasih untuk pertanyaannya.
Saya cenderung melihat setan itu energi
negatif. Atau energi yang bermuatan informasi negatif. Atau energi destruktif. Ia
adalah gelombang. Karenanya, ia bisa masuk atau merambat kemana saja. Termasuk pada
pikiran manusia. Pikiran jahat, inspirasi jahat, motivasi jahat, semua ini
adalah buah dari bisikan setan. Secara kasat mata, energi memang tidak bisa
dilihat. Namun bisa dirasakan. Dan sangat bisa dipahami efek-efek rilnya.
Seperti energi listrik. Tak terlihat memang. Tapi kalau kita ‘kesetrum’ kita
langsung bisa merasakannya. Kalau lampu menyala, kita langsung paham lantas
mengatakan, “ada energi listriknya.”
QS. Al-Nur[24]: 21
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ
فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۚ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ
مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ
يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengikuti langkah- langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti
langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu MENYURUH MENGERJAKAN
PERBUATAN YANG KEJI DAN YANG MUNGKAR. Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah
dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih
(dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah
membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
QS. Al-Mukminun[23]: 97
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ
مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku
aku berlindung kepada Engkau dari BISIKAN-BISIKAN SETAN.”
Ketika orang sudah kesetanan, maka
orang itu pun bisa disebut setan. Barulah di sini, setan itu bisa untuk
menyebut sosok. Yakni sosok orang yang kesetanan. Bukan sosok makhluk halus
antah-barantah.
Secara bahasa, definisi setan sudah
saya ceritakan di tulisan ke-11 sebelumnya: Setan Pun Bukan Sosok. Untuk
lebih lengkapnya, silakan dibaca lagi. Di sini akan saya kutipkan lagi sebagian
saja. Begini.
Arti asalnya, setan itu adalah yang
berjauhan. Atau yang jauh. Jauh dari apa? Jauh dari kebenaran. Jauh dari rahmat
Allah. Jauh dari surga. Jauh dari kekuatan. Jauh dari kecerdasan dan
kepintaran. Jauh dari kekayaan (seperti penyair Arab berkata, “Tidak ada
malam-malamnya orang fakir itu kecuali setan”). Jauh dari semangat belajar dan
bekerja. Intinya jauh dari kebaikan-kebaikan, seperti malas; lupa; boros, iri;
sombong; dengki; zalim; curang; khawatir, takut, sedih, menunda-nunda, bakhil, egoistis
(tidak mau menolong sesama), lemah, dan ragu-ragu untuk kebaikan, dan lain
seterusnya.
Setan itu kata sifat. Tidak ada
satu ayat pun yang menyebut bahwa setan itu sosok. Qur’an tidak pernah menyebut
material setan. Setan memang adalah sifat yang masuk dalam sosok. Yang
mengatakan setan itu makhluk terbuat dari api dengan dasar QS.55:15, itu lemah.
Yang terbuat dari api itu jin. Bukan setan. Setan adalah sifat merusak yang
sudah diaktualisasikan baik oleh manusia al-ins, manusia al-jinn,
hewan, dan seterusnya.
Maka yang dimaksud setan-setan al-ins
dan al-jinn, itu seperti ini. Al-ins dan al-jinn itu
sebenarnya adalah manusia. Orang. Hanya orang yang bersifat (memiliki
kualitas-kualitas tertentu) sebagai manusia al-ins dan manusia al-jinn.
Sudah inheren dalam keduanya energi. Yakni energi potensial. Dan ketika manusia
al-ins dan al-jinn ini berbuat kerusakan, durhaka kepada Allah
maupun kedua orang tuanya, itulah manusia al-ins dan al-jinn yang
sudah kesetanan. Disebutlah setan-setan al-ins dan al-jinn.
Dengan kata lain, setan-setan al-ins
dan al-jinn itu tak lain dan tak bukan adalah energi potensial yang
sudah diaktualisasikan dalam bentuk merusak. Zalim. Permusuhan atau memutus
silaturahim. Dan sebagainya. Ketika energi potensial itu digunakan untuk
perbuatan buruk, merusak, yang jauh dari kebenaran, baik ucapan maupun
perbuatan, maka itulah orang yang sedang kesetanan.
QS. Al-Zukhruf[43]: 36
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ
الرَّحْمَٰنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Barangsiapa yang berpaling dari
pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), Kami adakan baginya setan (yang
menyesatkan). Maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.
QS. Yasin[36]: 60
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ
يَا بَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Bukankah aku telah memerintahkan
kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan
itu adalah MUSUH YANG NYATA bagi kamu.
QS. Fathir[35]: 6
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ
عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ
السَّعِيرِ
Sesungguhnya setan itu adalah musuh
bagimu. Maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya setan-setan itu hanya MENGAJAK
GOLONGANNYA supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.
QS. Al-Ankabut[29]: 38
وَعَادًا وَثَمُودَ وَقَدْ
تَبَيَّنَ لَكُمْ مِنْ مَسَاكِنِهِمْ ۖ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ
وَكَانُوا مُسْتَبْصِرِينَ
Dan (juga) kaum 'Aad dan Tsamud. Dan
sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat
tinggal mereka. DAN SETAN MENJADIKAN MEREKA MEMANDANG BAIK PERBUATAN-PERBUATAN
MEREKA, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka adalah
orang-orang berpandangan tajam,
QS. Al-Syu’ara[26]: 221 – 222
هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ
مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ
221. Apakah akan aku beritakan
kepadamu, kepada siapa setan- setan itu turun?
تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ
أَفَّاكٍ أَثِيمٍ
222. Mereka turun kepada tiap-tiap PENDUSTA
LAGI YANG BANYAK DOSA.
QS. Al-Hajj[22]: 52
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ
قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ وَلَا نَبِيٍّ إِلَّا إِذَا تَمَنَّىٰ أَلْقَى الشَّيْطَانُ
فِي أُمْنِيَّتِهِ فَيَنْسَخُ اللَّهُ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ ثُمَّ يُحْكِمُ
اللَّهُ آيَاتِهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
Dan Kami tidak mengutus sebelum
kamu seorang Rasul pun dan tidak (pula) seorang Nabi, melainkan apabila ia
mempunyai sesuatu keinginan, setan pun MEMASUKKAN GODAAN-GODAAN terhadap
keinginan itu. Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh setan itu. Dan
Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Begitu dulu. Semoga bermanfaat.
Bersambung, insya Allah…
Walloohu a’lam bishshowaab. Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar