—Saiful
Islam—
“Orang kesurupan bisa disembuhkan
dengan sugesti…”
Ingat. Al Qur’an ini, memang ‘hanyalah’
sebuah kata-kata. Namun Allah berjanji akan menghidupkan kita dengan kata-kata
itu. Akan mencerahkan kita. Akan menderdaskan kita. Akan membimbing kita. Akan
memotivasi dan menginspirasi kita. Untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat. Real
happiness!
Dan sebaliknya. Kita masih ingat,
di Surabaya. Sekeluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan tiga orang anaknya
sepakat bunuh diri mengebom gereja. Itu ya karena kata-kata. Kata-kata yang
masuk ke dalam pikirannya. Alam bawah sadarnya. Menjadi keyakinan yang
terpendam bertahun-tahun. Pengaruh itu, lantas meledak!
Benar sekali. Orang itu bisa
mendapat hidayah dari kata-kata. Tapi sebaliknya, ia pun bisa tersesat karena
kata-kata. Waspadalah! Terutama dengan informasi apa pun yang bersentuhan
dengan kita sehari-hari. Termasuk tulisan saya ini. Tegaslah untuk menerima
yang baik dan benar. Dan menolak yang buruk dan salah. Nah. Soal pengaruh
mempengaruhi ini, ilmu pengetuan mengenal istilah sugesti.
Kata sugesti berasal dari Bahasa
Inggris, suggestion. Yang berarti saran. Suggest berarti metode
pemberian saran kepada orang lain. Jadi, saran. Yang namanya saran tak lain dan
tak bukan adalah kata-kata. Memberikan pengaruh kepada orang lain dengan
menggunakan kata-kata. Benar. Orang bisa terpengaruh dengan kata-kata. Kata-kata
salah dan buruk akan berdampak nasib buruk. Kata-kata benar dan baik, akan
berdampak nasib baik. Jangka pendek atau panjang.
Sugesti atau pengaruh yang benar
dan baik-baik, dalam jangka waktu yang lama, itu akan menyembuhkan kita.
Menyembuhkan jiwa kita. Termasuk akan menyembuhkan orang yang sering ‘kesurupan’.
Apalagi Al Qur’an. Ya, Al Qur’an memang bisa menyembuhkan jiwa. Tapi sekali
lagi, bukan disalahgunakan seperti yang saya ceritakan kemarin. Tapi dengan
dipahami maknanya, dan lantas dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Semampu
kita. Sampai menjadi kebiasaan. Budaya. Sampai kita kembali kepada Allah.
Paling tidak ada tiga jenis
sugesti. Pertama, adalah yang disebut sugesti kerumunan. Yaitu, penerimaan
(nilai-nilai, keyakinan, dan sebagainya) yang tidak berasal dari sistem
penalaran. Tapi sebagai akibat dari keanggotaan dari sebuah kerumunan. Atau kelompok.
Seperti ormas, partai politik, komunitas, dan group-group yang lain.
Kedua, adalah sugesti negatif. Gampangnya,
sugesti ini adalah pengaruh yang diberkan kepada orang lain dengan
ancaman-ancaman. Contoh misal, seorang penjahat yang meminta ditransfer
sejumlah uang kepada perempuan. Jika perempuan tidak menurutinya, makan akan
disebar foto-foto atau video-videonya yang tidak senonoh.
Yang ketiga, adalah apa yang
disebut sugesti prestif. Yaitu sugesti yang muncul dan dilakukan akibat
pengaruh dari perstise orang lain. Atau dari orang yang berwibawa. Atau ditokohkan.
Atau yang dianggap figur. Ini bisa jadi tokoh masyarakat, ustadz atau kiai,
politisi, artis, dan lain semisalnya.
Ada beberapa faktor yang membuat
orang itu gampang terpengaruh. Atau mudah tersugesti. Antara lain pertama,
kemampuan berpikir seseorang yang pada saat itu terpecah belah. Tidak fokus dan
sulit berkonsentrasi.
Kedua, kemampuan nalar rasionalnya
terhambat karena sedang dilanda emosi. Orang yang sedang emosi, daya nalar
rasionalnya menurun. Seperti orang yang sedang marah-marah. Sebaliknya, orang
yang tenang dan sabar, daya nalarnya meningkat.
Ketiga, orang yang memberikan
sugesti memiliki wewenang untuk memberikan saran atau pengaruh kepada orang
lain. Seperti atasan kepada para bawahannya di kantor-kantor pemerintahan
maupun swasta. Atau semisal ustadz kepada jamaahnya.
Keempat, dukungan dan pendapat yang
diberikan orang-orang di sekitar ketika seseorang sedang dilanda keraguan. Inilah
alasan kenapa sebaiknya kalau curhat itu harus kepada orang yang benar dan
terpercaya. Karena jika curhat kepada sembarang orang, apalagi jelas orang yang
salah, tentu saja akibatnya juga akan salah. Berbuah nasib buruk.
Kelima, tingkat berpikir seseorang
yang masih rendah. Alias belum dewasa. Menurut saya, kedewasaan itu ditempa
dengan pengalaman. Baik itu pengalaman intelektual, emosional, dan spiritual. Olah
raga dan olah rasa. Misalnya dengan belajar, bergaul dengan sesama, dan
bernteraksi dengan Allah; shalat, dzikir, dll.
Keenam, orang yang memiliki
keahlian di bidangnya. Orang yang seperti ini memang berbeda dengan orang
rata-rata. Dia punya keahlian. Dan banyak orang lain yang ingin mempunyai
keahlian yang sama. Maka ucapan-ucapannya, saran-sarannya, nasehat-nasehatnya,
akan mudah diterima. Akan berpengaruh. Berdampak. Karena dia sudah membuktikan
hasil-hasilnya dengan keahliannya itu.
Keenam, faktor yang membuat orang
gampang terpengaruh adalah iklan-iklan yang beredar di media massa. Baik
elektronik seperti radio, TV, internet, dan lain-lain. Maupun cetak seperti Koran,
majalah, dan lain-lain. Tanpa sadar, setiap hari informasi-informasi yang
berujuan memengaruhi kita itu, masuk ke dalam kepala kita.
Dan yang ketujuh adalah kelompok
besar. Ya, kelompok besar atau mayoritas mudah sekali memengaruhi kelompok
kecil. Terutama, ketika kelompok kecil itu tidak punya prinsip. Tidak punya
pegangan hidup. Tidak punya nilai-nilai yang diyakini kebenarannya melalui nalar
logis rasional. Apalagi bercampur dengan takut-takut, dan khawatir-khawatir
yang tak beralasan.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ
يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي
قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ
Dan di antara manusia ada orang
yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu. Dan dipersaksikannya
kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang
paling keras.
QS. Al-Munafiqun[63]: 4
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ
تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ
خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۚ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ
ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
Dan apabila kamu melihat mereka,
tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu
mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka
mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah
musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah
membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?
Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung,
insya Allah…
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar