Kamis, 03 September 2020

MENIRU DOA NABI

 

—Saiful Islam*—

 “Ternyata. Allah dan para malaikat-Nya bersholawat, itu TIDAK HANYA kepada Nabi. Allah dan para malaikat-Nya, itu pun BERSHOLAWAT kepada kita…”

 Doa, menurut KBBI, adalah  permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Berdoa berarti mengucapkan (memanjatkan) doa kepada Tuhan. Sedangkan mendoakan itu artinya memohonkan berkat (tambahnya kebaikan) dan sebagainya kepada Tuhan (dengan membaca atau mengucapkan doa).

 Tidak ada istilah ‘mengirim doa’. Atau ‘menghadiahkan doa’. Yang benar adalah berdoa, memanjatkan doa dan mendoakan.

 Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an bercerita begini. Al-du’aa’ itu seperti al-nidaa’. Yakni memanggil atau menyeru. Misalnya QS.2:171. Al-du’aa’ juga bisa berarti memberi nama. Seperti kalimat, “Da’awtu ibniy zaydan: Aku memanggil anakku Zayd.” Yakni memberi nama dengan nama Zayd.

 Jika Anda mengatakan, “Da’awtuhu,” itu artinya Anda meminta sesuatu, minta bantuan atau pertolongan kepadanya. Makna ini terdapat seperti pada QS.2:68; 7:56; 2:23; 38:8; dan QS.10:12 & 106.

 Adapun QS.6:40-41 itu pengingat. Bahwa jika seseorang ditimpa mara bahaya (bencana), maka ia tidak takut kecuali kepada Allah.

 Al-du’aa’ ilaa al-syay’ berarti mengajak. Misalnya QS.12:33; 10:25; dan QS. 40:41-42.

 Ada pendapat dari Abu Ishaq dalam Lisan al-Arab terkait QS.2:186, “Aku mengabulkan setiap doa orang.” Ayat sepadan QS.40:60. Bahwa doa kepada Allah itu ada tiga bentuk. Pertama, mentauhidkan dan memuji-Nya. Seperti berikut ini. “Yaa Allooh. Laa ilaaha illaa anta: Wahai Allah. Tidak ada Tuhan selain Engkau.” Juga “Robbanaa lakal hamd: Tuhan Kami. Hanya bagi Engkaulah segala puji.”

 Bentuk doa yang kedua adalah meminta maaf atau ampunan, rahmat dan seterusnya yang mendekati. Seperti kalimat, “Alloohummaghfir lanaa: Ya Allah. Ampunilah kami.”

 Ketiga bentuk doa adalah meminta rezeki dunia. Seperti “Alloohummarzuqniy  maalan wa waladan: Ya Allah. Aku meminta rezeki harta dan anak.”

 Adab (etika, tatakrama atau sopan santun) berdoa kepada Allah, itu disebutkan oleh ayat berikut ini.

 QS. Al-A’raf[7]: 55 – 56

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

BERDOALAH kepada Tuhanmu dengan BERENDAH DIRI dan SUARA YANG LEMBUT. Sesungguhnya Allah TIDAK MENYUKAI orang-orang yang MELAMPAUI BATAS.

 وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ

BERDOALAH kepada-Nya dengan RASA TAKUT dan RASA HARAP (ingin dikabulkan yang dimintanya itu). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

 Kaitannya dengan kepahaman, adalah tentu saja harus dipahami. Doa itu meminta sesuatu dan memohon pertolongan. Tentu ‘aneh’ ada orang meminta sesuatu atau memohon pertolongan, tetapi tidak mengerti apa yang diucapkannya.

 Jadi berdoa kepada Allah, harus ada upaya memahami kalau misalnya doa-doa yang diucapkan bersumber dari ayat-ayat Qur’an atau Hadis-Hadis sahih. Dan baik juga berdoa dengan bahasa sendiri yang dipahami. Daripada Bahasa Arab, tapi tidak paham.

 Qur’an pun menghimpun redaksi doa beberapa Nabi. Sangat baik jika dihafal dan dipahami. Misalnya meniru doa Nabi Adam (QS.7:23), doa Nabi Ibrahim (QS.2:127-128; 14:40-41; 26:83-84; 60:4-5), doa Nabi Yusuf (QS.12:101), doa Nabi Sulaiman (QS.27:19), doa Nabi Zakariya (QS.3:38), dan lain-lain.

 QS. Al-Naml[27]: 19

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

"Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk TETAP MENSYUKURI NIKMAT-MU yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku. Dan untuk MENGERJAKAN AMAL SALEH yang Engkau ridai. Dan masukkanlah aku dengan RAHMAT-MU ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang SALEH.”

 Kaitannya dengan salat, menurut kebanyakan ahli Bahasa Arab, al-sholaat itu pertama artinya adalah al-du’aa’. Yakni meminta sesuatu dan memohon pertolongan kepada Allah. Kedua berarti al-tabriik (meminta kebaikan atau manfaat kepada Allah untuk orang lain) dan ketiga adalah al-tamjiid (memuji dan mengagungkan Allah). Sebagaimana diceritakan oleh Al-Ashfahaniy. 

Menurut Lisan al-Arab, kata al-sholaat berarti al-du’aa’ dan al-istighfaar (minta ampunan atau proteksi diri). Bentuk pluralnya adalah sholawaat.

 Al-sholaat dari Allah adalah kasih sayang (al-rohmah). Sholaat Allah kepada rasul-Nya adalah kasih sayang dan pujian-Nya kepada rasul itu. Seperti ayat berikut.

 QS. Al-Ahzab[33]: 56

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya ALLAH dan para MALAIKAT-NYA BERSHALAWAT UNTUK NABI. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

 Al-sholaat dari malaikat adalah doa dan istighfar. Dan dari Allah adalah kasih sayang. Begitu juga menurut Ibnu al-A’robiy. Karenanya diberi nama salat, sebab di dalamnya ada doa dan istighfar.

 Disebutkan dalam Hadis bahwa Nabi bersholawat untuk keluarga Abi Awfa: “Alloohumma sholli ‘alaa aali abiy Awfaa.” Yakni supaya Allah menghasihi dan menyayangi mereka.

 Menurut Abu al-Abbas, kata ‘yusholliy ‘alaykum’ pada QS.33:43 itu berarti Allah memberi rahmat dan malaikat berdoa kepada Allah untuk Kaum Muslimin.

 QS. Al-Ahzab[33]: 43

هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا

Allah-lah yang BERSHOLAWAT (memberi rahmat) kepadamu dan para malaikat-Nya (memohonkan ampun untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.

 Jadi salat 5 waktu misalnya, itu adalah media doa kita kepada Allah. Bahkan salat ini adalah teknis minta tolong kepada Allah. Maka salat 5 waktu adalah media formal terbaik berdoa dan meminta tolong kepada Allah. Di dalamnya, membaca Surat Al-Fatihah misalnya. Itu isinya adalah pujian kepada Allah, meminta dan memohon pertolongan kepada-Nya.

 Adapun media non formal terbaiknya adalah seperti yang dicontohkan para Nabi di atas. Disebutkan langsung oleh Qur’an.

 “MINTA TOLONGLAH kepada Allah dengan CARA SABAR dan SALAT.” QS.2:153.

 Semoga bermanfaat. Walloohu a’lam bishshowaab….

 *Penulis buku Ayat-Ayat Kemenangan, dll.

x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...