Jumat, 04 September 2020

QUR’AN INSPIRASI LITERASI

 

—Saiful Islam*—

 “Dari konsumen literasi ke produsen literasi…”

 Di depan sudah dibahas secara mendetail, terutama tentang membaca. Bahwa semua kata membaca dalam Qur’an, itu memotivasi kita untuk memahami kandungan maknanya. Tidak ada satu pun kata membaca dalam Qur’an itu yang berarti merapal—yakni sekedar diucapkan tanpa dimengerti. Tujuan utama Qur’an memang untuk dipahami. Setelah paham, lantas diterapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

 Ayat-ayat Allah, itu ada dua rupa. Pertama, adalah ayat-ayat qowliyah. Yakni teks Qur’an dan kandungan maknanya (al-hikmah). Dan kedua adalah ayat-ayat kawniyah. Alias realitas alam dan sosial. Umat Islam diperintah untuk membaca dan memahami dua-duanya. Informasi yang bersifat teoritis, membuat orang bijak. Informasi yang bersifat praktis (teknologis), membuat orang terampil.

 Hukum alam yang tersistem teratur itu, kemudian melahirkan aneka disiplin ilmu. Baik yang teoritis maupun yang praktis. Para ilmuwan yang melakukan pengamatan dan penelitian fenomena alam dan sosial, kemudian merumuskannya (menuliskannya) sehingga menghasilkan ilmu pengetahuan (Sains) alam dan sosial.

 Hukum-hukum alam, itu sepasti hukum-hukum Qur’an. Jika begini, maka begitu. Siapa ingin selamat, sukses dan bahagia dunia akhirat, ada hukumnya. Ada aturannya. Pasti. Sebaliknya, siapa ingin celaka, gagal, dan menderita dunia akhirat, ada hukumnya. Ada ‘jalannya’. Manusia semestinya bisa memahaminya. Lalu menyesuaikan dirinya. Karena Allah sudah membekali manusia akal lengkap dengan perangkatnya.

 Lalu apa kaitannya dengan literasi?

 Literasi berasal dari Bahasa Latin, literatus, artinya adalah orang yang belajar. Bahasa Inggrisnya, literate, yang oleh Dictionary.cambridge diartikan sebagai able to read and write. Yakni kemampuan membaca dan menulis.

 The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengartikan literasi dengan seperangkat keterampilan (skill) nyata, terutama skill dalam membaca dan menulis. Terlepas dari konteks darimana keterampilan itu diperoleh dan siapa yang memperolehnya.

 Selain itu, ada juga yang mengartikan literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan keterampilan (skill), berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan kemampuan berkomunikasi secara efektif yang bisa meningkatkan potensi serta berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

 Adapun kbbi.kemendikbud mengartikan literasi 1. Kemampuan menulis dan membaca. 2. Pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas tertentu. 3. Kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

 Jadi literasi itu adalah kemampuan memahami teks dan konteks, yang menghasilkan kearifan dan keterampilan sebagai bekal untuk mengatasi problematika hidup (problem solving). Sehingga literasi itu sangat terkait dengan kemampuan berbahasa: membaca, mendengar, berbicara dan menulis. Serta modifikasi dari bahasa yang disesuaikan dengan keperluan dan tujuan dalam konteks yang luas.

 Maka titik temu antara Qur’an dan literasi adalah Qur’an inspirasi literasi. Allah memerintahkan supaya Qur’an dipahami. Proses ini akan mencerdaskan seseorang. Setelah dipahami dipraktikkan dalam kehidupan nyata. Tahap ini akan membuat seseorang terampil (skillful). Dampaknya adalah amal saleh. Yakni kontribusi manfaat bagi kehidupan. Baik untuk dirinya sendiri maupun alam dan sesamanya.

 Bahkan ditahap mereproduksi teks itu lagi sesuai konteks kekinian, pun Qur’an bertemu dengan literasi itu. Yakni dalam proses belajar mengajar. Tentu saja, proses ini tidak harus formal. Bisa juga non formal. Qur’an dan literasi mendorong kita supaya terbiasa membaca, mendengar, berbicara dan menulis. Terbiasa musyawarah, dialog dan diskusi dengan baik. Transfer informasi dan ilmu pengetahuan. Salah satu predikat rasul, itu pun adalah tabligh. Yakni pribadi yang komunikatif.

 Bahkan di tingkat lebih lanjut, seseorang sudah bisa berperan sebagai pelaku (subjek) literasi. Yakni berperan sebagai penyedia konten-konten yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat. Baik secara manual, maupun digital. Misalnya membuat cerita pendek (cerpen), novel, menulis buku fiksi atau non fiksi, lirik lagu, syair, opini, kumpulan puisi, teks drama, teks iklan, naskah film atau video, narasi dan deskripsi video, sampai menciptakan lagu, video dan film itu sendiri.

 Qur’an gamblang sekali memerintahkan untuk selalu membaca dan memahami. Tentu bukan hanya membaca teks Qur’an saja. Tetapi juga Qur’an memotivasi untuk membaca dan memahami ilmu pengetahuan. Qur’an memerintahkan untuk memahami realitas alam dan sosial. Itu artinya, Qur’an mendorong kita untuk selalu mendialogkan antara teks Qur’an, teks ilmu pengetahuan dan konteks realitas alam dan sosial sehari-hari.

 Gampangnya begini. Misalnya menjadi orang tua yang baik. Menjadi orang tua yang baik, itu ada ilmunya. Maka pelajarilah Ilmu Parenting. Di dalamnya bukan hanya bercerita tentang pengetahuan yang bersifat wawasan (teoritis). Tetapi juga ditunjukkan cara bersikap dan cara bertindak sebagai orang tua (skill). Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun bisa mengamati nasib anak-anak yang dididik dengan penuh perhatian dan kasih sayang dan sebaliknya, diabaikan dan kekerasan.

 Tentang keuangan, itu juga ada ilmunya. Maka pelajarilah Ilmu Finansial. Di dalamnya diceritakan bukan hanya wawasan tentang keuangan. Tetapi juga cara bersikap dan menggunakan uang dengan tepat. Misalnya, membeli sesuatu itu harus berdasar kebutuhkan dan bukan keinginan. Tidak boros. Pentingnya menabung, bisnis, investasi dan bersedekah. Sehingga seseorang benar-benar bisa mengontrol keuangannya. Menjadi berkah sebagai penunjang kehidupannya.

 Begitu juga, tentang keluarga yang harmonis, tentang kuliner, tentang kesehatan, tentang gizi, tentang hubungan (relationship), tentang kejiwaan, dan lain-lain. Semua itu ada ilmunya. Ada pakarnya. Zaman sekarang, kita bisa mengakses ilmu-ilmu itu dari buku dan dari internet. Sumber-sumber itu bisa berupa teks, audio, gambar, sampai audio visual. Bahkan sudah tidak harus lagi mendatangi langsung tokoh yang bersangkutan. Kini sudah bisa live streaming.

 Semoga bermanfaat. Walloohu a’lam bishshowaab….

 *Penulis buku Ayat-Ayat Kemenangan, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...