—Saiful Islam*—
“Dari konsumen literasi ke produsen
literasi…”
Di depan sudah dibahas secara
mendetail, terutama tentang membaca. Bahwa semua kata membaca dalam Qur’an, itu
memotivasi kita untuk memahami kandungan maknanya. Tidak ada satu pun kata
membaca dalam Qur’an itu yang berarti merapal—yakni sekedar diucapkan tanpa
dimengerti. Tujuan utama Qur’an memang untuk dipahami. Setelah paham, lantas diterapkan
dalam kehidupan nyata sehari-hari.
Ayat-ayat Allah, itu ada dua rupa.
Pertama, adalah ayat-ayat qowliyah. Yakni teks Qur’an dan kandungan
maknanya (al-hikmah). Dan kedua adalah ayat-ayat kawniyah. Alias
realitas alam dan sosial. Umat Islam diperintah untuk membaca dan memahami
dua-duanya. Informasi yang bersifat teoritis, membuat orang bijak. Informasi
yang bersifat praktis (teknologis), membuat orang terampil.
Hukum alam yang tersistem teratur
itu, kemudian melahirkan aneka disiplin ilmu. Baik yang teoritis maupun yang
praktis. Para ilmuwan yang melakukan pengamatan dan penelitian fenomena alam
dan sosial, kemudian merumuskannya (menuliskannya) sehingga menghasilkan ilmu
pengetahuan (Sains) alam dan sosial.
Hukum-hukum alam, itu sepasti
hukum-hukum Qur’an. Jika begini, maka begitu. Siapa ingin selamat, sukses dan
bahagia dunia akhirat, ada hukumnya. Ada aturannya. Pasti. Sebaliknya, siapa
ingin celaka, gagal, dan menderita dunia akhirat, ada hukumnya. Ada ‘jalannya’.
Manusia semestinya bisa memahaminya. Lalu menyesuaikan dirinya. Karena Allah
sudah membekali manusia akal lengkap dengan perangkatnya.
Lalu apa kaitannya dengan literasi?
Literasi berasal dari Bahasa Latin,
literatus, artinya adalah orang yang belajar. Bahasa Inggrisnya, literate,
yang oleh Dictionary.cambridge diartikan sebagai able to read and write.
Yakni kemampuan membaca dan menulis.
The United Nations Educational,
Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengartikan literasi
dengan seperangkat keterampilan (skill) nyata, terutama skill dalam membaca dan
menulis. Terlepas dari konteks darimana keterampilan itu diperoleh dan siapa yang
memperolehnya.
Selain itu, ada juga yang
mengartikan literasi merupakan kemampuan membaca dan menulis, menambah
pengetahuan dan keterampilan (skill), berpikir kritis dalam memecahkan masalah
dan kemampuan berkomunikasi secara efektif yang bisa meningkatkan potensi serta
berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
Adapun kbbi.kemendikbud mengartikan
literasi 1. Kemampuan menulis dan membaca. 2. Pengetahuan atau keterampilan
dalam bidang atau aktivitas tertentu. 3. Kemampuan individu dalam mengolah
informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.
Jadi literasi itu adalah kemampuan
memahami teks dan konteks, yang menghasilkan kearifan dan keterampilan sebagai
bekal untuk mengatasi problematika hidup (problem solving). Sehingga
literasi itu sangat terkait dengan kemampuan berbahasa: membaca, mendengar,
berbicara dan menulis. Serta modifikasi dari bahasa yang disesuaikan dengan
keperluan dan tujuan dalam konteks yang luas.
Maka titik temu antara Qur’an dan
literasi adalah Qur’an inspirasi literasi. Allah memerintahkan supaya Qur’an
dipahami. Proses ini akan mencerdaskan seseorang. Setelah dipahami dipraktikkan
dalam kehidupan nyata. Tahap ini akan membuat seseorang terampil (skillful).
Dampaknya adalah amal saleh. Yakni kontribusi manfaat bagi kehidupan. Baik
untuk dirinya sendiri maupun alam dan sesamanya.
Bahkan ditahap mereproduksi teks
itu lagi sesuai konteks kekinian, pun Qur’an bertemu dengan literasi itu. Yakni
dalam proses belajar mengajar. Tentu saja, proses ini tidak harus formal. Bisa
juga non formal. Qur’an dan literasi mendorong kita supaya terbiasa membaca,
mendengar, berbicara dan menulis. Terbiasa musyawarah, dialog dan diskusi
dengan baik. Transfer informasi dan ilmu pengetahuan. Salah satu predikat
rasul, itu pun adalah tabligh. Yakni pribadi yang komunikatif.
Bahkan di tingkat lebih lanjut,
seseorang sudah bisa berperan sebagai pelaku (subjek) literasi. Yakni berperan
sebagai penyedia konten-konten yang dibutuhkan dan diinginkan masyarakat. Baik
secara manual, maupun digital. Misalnya membuat cerita pendek (cerpen), novel,
menulis buku fiksi atau non fiksi, lirik lagu, syair, opini, kumpulan puisi,
teks drama, teks iklan, naskah film atau video, narasi dan deskripsi video,
sampai menciptakan lagu, video dan film itu sendiri.
Qur’an gamblang sekali
memerintahkan untuk selalu membaca dan memahami. Tentu bukan hanya membaca teks
Qur’an saja. Tetapi juga Qur’an memotivasi untuk membaca dan memahami ilmu
pengetahuan. Qur’an memerintahkan untuk memahami realitas alam dan sosial. Itu
artinya, Qur’an mendorong kita untuk selalu mendialogkan antara teks Qur’an,
teks ilmu pengetahuan dan konteks realitas alam dan sosial sehari-hari.
Gampangnya begini. Misalnya menjadi
orang tua yang baik. Menjadi orang tua yang baik, itu ada ilmunya. Maka
pelajarilah Ilmu Parenting. Di dalamnya bukan hanya bercerita tentang
pengetahuan yang bersifat wawasan (teoritis). Tetapi juga ditunjukkan cara
bersikap dan cara bertindak sebagai orang tua (skill). Dalam kehidupan
sehari-hari, kita pun bisa mengamati nasib anak-anak yang dididik dengan penuh
perhatian dan kasih sayang dan sebaliknya, diabaikan dan kekerasan.
Tentang keuangan, itu juga ada
ilmunya. Maka pelajarilah Ilmu Finansial. Di dalamnya diceritakan bukan hanya
wawasan tentang keuangan. Tetapi juga cara bersikap dan menggunakan uang dengan
tepat. Misalnya, membeli sesuatu itu harus berdasar kebutuhkan dan bukan
keinginan. Tidak boros. Pentingnya menabung, bisnis, investasi dan bersedekah. Sehingga
seseorang benar-benar bisa mengontrol keuangannya. Menjadi berkah sebagai
penunjang kehidupannya.
Begitu juga, tentang keluarga yang
harmonis, tentang kuliner, tentang kesehatan, tentang gizi, tentang hubungan (relationship),
tentang kejiwaan, dan lain-lain. Semua itu ada ilmunya. Ada pakarnya. Zaman
sekarang, kita bisa mengakses ilmu-ilmu itu dari buku dan dari internet.
Sumber-sumber itu bisa berupa teks, audio, gambar, sampai audio visual. Bahkan
sudah tidak harus lagi mendatangi langsung tokoh yang bersangkutan. Kini sudah
bisa live streaming.
Semoga bermanfaat. Walloohu
a’lam bishshowaab….
*Penulis buku Ayat-Ayat Kemenangan,
dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar