—Saiful Islam*—
“Ketika KATA-KATA bisa menyembuhkan
JIWA anak manusia…”
Salah kaprah berikutnya terkait
membaca Qur’an, adalah Qur’an dijadikan obat. Yaitu merapal Qur’an tanpa
mengerti arti dan maknanya dengan anggapan bisa menyembuhkan orang sakit kejiwaan
(psikis), sampai orang kesurupan. Semacam jompa-jampi. Qur’an disalah gunakan
untuk praktik perdukunan.
Kata syifaa’ dalam Qur’an
yang terkait dengan penyembuhan secara fisik, itu disebut hanya sekali
(QS.16:69). Lebih jauh, bisa dilacak kandungan madu dan manfaatnya.
QS. Al-Nahl[16]: 69
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا
شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ
Dari perut lebah itu KELUAR MINUMAN
(MADU) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya TERDAPAT OBAT YANG
MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA.
Sedangkan syifaa’ yang
terkait dengan Qur’an, itu hanya disebut tiga kali. Kita lihat semua di sini.
QS. Yunus[10]: 57
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ
جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى
وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Hai manusia. Sesungguhnya telah
datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan PENYEMBUH bagi penyakit-penyakit
(yang berada) DALAM DADA (PSIKIS) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang beriman.
QS. Al-Isra’[17]: 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ
الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا
خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al Qur’an
suatu yang MENJADI PENAWAR (OBAT) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan
Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
QS. Fushshilat[41]: 44
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ
آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ
Katakanlah: "Al Qur’an itu
adalah petunjuk dan PENYEMBUH bagi orang-orang Mukmin.”
Kata al-syifaa’, menurut Lisan
al-Arab, memang berarti obat yang sudah dikenal. Yaitu sesuatu yang
melepaskan (menyembuhkan seseorang) dari penyakit. Jika dikatakan, “Wa
syafaahu bi lisaanihi,” itu berarti seseorang yang menyembuhkan orang lain
dengan kata-katanya. Al-syifaa’ berarti penyembuh, begitu kata
Al-Ashfahaniy.
Berikut saya ceritakan beberapa
penyakit jiwa (psikologis) itu, sekaligus bagaimana Qur’an menyembuhkannya.
Ada beberapa macam penyakit jiwa
yang umum terjadi. Diantaranya pertama, gangguan kecemasan. Baik
gangguan kecemasan umum, sosial, fobia dan panik. Penderitanya biasanya takut
pada benda atau situasi tertentu.
QS. Fushshilat[41]: 30 – 31
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا
رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ
أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ
تُوعَدُونَ
Sesunggguhnya orang-orang yang
mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah," kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, maka Malaikat turun kepada mereka dengan mengatakan: "JANGAN
TAKUT DAN JANGAN SEDIH.” Dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah
dijanjikan.
نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي
أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
KAMILAH PELINDUNG-PELINDUNGMU DI
DUNIA DAN AKHIRAT; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
Kedua adalah
gangguan kepribadian. Seperti anti sosial. Cirinya sering mengabaikan dan
melanggar hak orang lain, tidak memiliki empati atau rasa kasihan pada sesama,
tidak introspeksi diri, merasa lebih hebat dari orang lain, dan manipulatif
(seperti mengancam atau memaksa).
QS. Lukman[31]: 18
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ
لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ
مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Janganlah kamu MEMALINGKAN MUKAMU
DARI MANUSIA (karena sombong). Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
ANGKUH. Sesungguhnya Allah TIDAK MENYUKAI orang-orang yang SOMBONG lagi
MEMBANGGAKAN DIRI.
Ketiga, gangguan
psikotik. Cirinya mendengar, melihat atau merasakan sesuatu yang sebenarnya
tidak ada (halusinasi). Serta memercayai hal-hal yang sebenarnya tidak ada
(delusi). Maka, jangan dipercaya bayangan (hayalan gaib metafisik) kita
sendiri. Keyakinan gaib (akidah) yang tidak berdasar Qur’an. Nabi saja, itu
tidak tahu hal gaib kecuali sebatas informasi Qur’an.
QS. Al-An’am[6]: 50
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ
عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي
مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ
إِلَيَّ ۚ
Katakanlah (Muhammad): “Aku tidak
mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku. AKU TIDAK
MENGETAHUI YANG GAIB. Dan aku tidak
mengatakan kepadamu bahwa aku adalah malaikat. AKU TIDAK MENGIKUTI KECUALI APA
YANG DIWAHYUKAN KEPADAKU.”
Penyakit jiwa keempat adalah
depresi. Penyebabnya misalnya karena kehilangan sesuatu atau orang yang
dicintai, hubungan bermasalah dan berada dalam tekanan terus-menerus. Di
sinilah pentingnya ikhlas dan berserah kepada Allah (QS.39:11-12), tawakkal
(QS.3:159), berharap hanya kepada Allah (QS.94:8) dan husnuzhan (positive
thinking) kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh.
QS. Al-Baqarah[2]: 216
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا
شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا
تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu MEMBENCI SESUATU,
padahal ia AMAT BAIK bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu MENYUKAI SESUATU,
padahal ia AMAT BURUK bagimu. Allah Mengetahui, sedangkan kamu tidak.
Kelima adalah
gangguan pengendalian impuls dan kecanduan. Yang pertama tidak mampu menahan
dorongan untuk bertindak yang bisa membahayakan dirinya sendiri atau orang
lain. Seperti mencuri, berjudi dan pyromania (menyulut kebakaran). Adapun
kecanduan bisa pada miras, obat-obatan atau aktivitas tertentu semisal belanja
dan seks.
Makanya Qur’an selalu menyuruh
menggunakan akal sehat (QS.10:100). Supaya sadar konsekuensi. Qur’an juga
melarang berbuat kerusakan (QS.2:11) dan menyuruh berbuat kebaikan dan
perbaikan (QS.23:51). Serta menjauhi apa pun yang memabukkan (QS.5:90). Qur’an
pun melarang boros, konsumsi dan perbuatan yang berlebihan (QS.7:31; QS.23:7).
QS. Al-Qashash[28]: 77
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ
اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ
إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ
الْمُفْسِدِينَ
Carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat. Dan janganlah kamu
melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi. Dan BERBUAT BAIKLAH sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu. Dan JANGANLAH kamu BERBUAT KERUSAKAN di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.
Dan seterusnya. Semakin kita berupaya
memahami ayat-ayat Qur’an, akan membuat jiwa kita semakin sehat.
Semoga bermanfaat. Walloohu
a’lam bishshowaab….
*Penulis buku Ayat-Ayat Kemenangan,
dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar