Kamis, 03 September 2020

QUR’AN PENYEMBUH PSIKOLOGIS


—Saiful Islam*—

“Ketika KATA-KATA bisa menyembuhkan JIWA anak manusia…”

Salah kaprah berikutnya terkait membaca Qur’an, adalah Qur’an dijadikan obat. Yaitu merapal Qur’an tanpa mengerti arti dan maknanya dengan anggapan bisa menyembuhkan orang sakit kejiwaan (psikis), sampai orang kesurupan. Semacam jompa-jampi. Qur’an disalah gunakan untuk praktik perdukunan.

Kata syifaa’ dalam Qur’an yang terkait dengan penyembuhan secara fisik, itu disebut hanya sekali (QS.16:69). Lebih jauh, bisa dilacak kandungan madu dan manfaatnya.

QS. Al-Nahl[16]: 69
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ ۗ
Dari perut lebah itu KELUAR MINUMAN (MADU) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya TERDAPAT OBAT YANG MENYEMBUHKAN BAGI MANUSIA.

Sedangkan syifaa’ yang terkait dengan Qur’an, itu hanya disebut tiga kali. Kita lihat semua di sini.

QS. Yunus[10]: 57
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Hai manusia. Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan PENYEMBUH bagi penyakit-penyakit (yang berada) DALAM DADA (PSIKIS) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

QS. Al-Isra’[17]: 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang MENJADI PENAWAR (OBAT) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.

QS. Fushshilat[41]: 44
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ
Katakanlah: "Al Qur’an itu adalah petunjuk dan PENYEMBUH bagi orang-orang Mukmin.”

Kata al-syifaa’, menurut Lisan al-Arab, memang berarti obat yang sudah dikenal. Yaitu sesuatu yang melepaskan (menyembuhkan seseorang) dari penyakit. Jika dikatakan, “Wa syafaahu bi lisaanihi,” itu berarti seseorang yang menyembuhkan orang lain dengan kata-katanya. Al-syifaa’ berarti penyembuh, begitu kata Al-Ashfahaniy.

Berikut saya ceritakan beberapa penyakit jiwa (psikologis) itu, sekaligus bagaimana Qur’an menyembuhkannya.

Ada beberapa macam penyakit jiwa yang umum terjadi. Diantaranya pertama, gangguan kecemasan. Baik gangguan kecemasan umum, sosial, fobia dan panik. Penderitanya biasanya takut pada benda atau situasi tertentu.

QS. Fushshilat[41]: 30 – 31
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesunggguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka Malaikat turun kepada mereka dengan mengatakan: "JANGAN TAKUT DAN JANGAN SEDIH.” Dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan.

نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
KAMILAH PELINDUNG-PELINDUNGMU DI DUNIA DAN AKHIRAT; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.

Kedua adalah gangguan kepribadian. Seperti anti sosial. Cirinya sering mengabaikan dan melanggar hak orang lain, tidak memiliki empati atau rasa kasihan pada sesama, tidak introspeksi diri, merasa lebih hebat dari orang lain, dan manipulatif (seperti mengancam atau memaksa).

QS. Lukman[31]: 18
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Janganlah kamu MEMALINGKAN MUKAMU DARI MANUSIA (karena sombong). Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan ANGKUH. Sesungguhnya Allah TIDAK MENYUKAI orang-orang yang SOMBONG lagi MEMBANGGAKAN DIRI.

Ketiga, gangguan psikotik. Cirinya mendengar, melihat atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada (halusinasi). Serta memercayai hal-hal yang sebenarnya tidak ada (delusi). Maka, jangan dipercaya bayangan (hayalan gaib metafisik) kita sendiri. Keyakinan gaib (akidah) yang tidak berdasar Qur’an. Nabi saja, itu tidak tahu hal gaib kecuali sebatas informasi Qur’an.

QS. Al-An’am[6]: 50
قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ ۚ
Katakanlah (Muhammad): “Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku. AKU TIDAK MENGETAHUI YANG GAIB.  Dan aku tidak mengatakan kepadamu bahwa aku adalah malaikat. AKU TIDAK MENGIKUTI KECUALI APA YANG DIWAHYUKAN KEPADAKU.”

Penyakit jiwa keempat adalah depresi. Penyebabnya misalnya karena kehilangan sesuatu atau orang yang dicintai, hubungan bermasalah dan berada dalam tekanan terus-menerus. Di sinilah pentingnya ikhlas dan berserah kepada Allah (QS.39:11-12), tawakkal (QS.3:159), berharap hanya kepada Allah (QS.94:8) dan husnuzhan (positive thinking) kepada Allah setelah berusaha dengan sungguh-sungguh.

QS. Al-Baqarah[2]: 216
وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu MEMBENCI SESUATU, padahal ia AMAT BAIK bagimu. Dan boleh jadi (pula) kamu MENYUKAI SESUATU, padahal ia AMAT BURUK bagimu. Allah Mengetahui, sedangkan kamu tidak.

Kelima adalah gangguan pengendalian impuls dan kecanduan. Yang pertama tidak mampu menahan dorongan untuk bertindak yang bisa membahayakan dirinya sendiri atau orang lain. Seperti mencuri, berjudi dan pyromania (menyulut kebakaran). Adapun kecanduan bisa pada miras, obat-obatan atau aktivitas tertentu semisal belanja dan seks.

Makanya Qur’an selalu menyuruh menggunakan akal sehat (QS.10:100). Supaya sadar konsekuensi. Qur’an juga melarang berbuat kerusakan (QS.2:11) dan menyuruh berbuat kebaikan dan perbaikan (QS.23:51). Serta menjauhi apa pun yang memabukkan (QS.5:90). Qur’an pun melarang boros, konsumsi dan perbuatan yang berlebihan (QS.7:31; QS.23:7).

QS. Al-Qashash[28]: 77
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat. Dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi. Dan BERBUAT BAIKLAH sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu. Dan JANGANLAH kamu BERBUAT KERUSAKAN di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dan seterusnya. Semakin kita berupaya memahami ayat-ayat Qur’an, akan membuat jiwa kita semakin sehat.

Semoga bermanfaat. Walloohu a’lam bishshowaab….

*Penulis buku Ayat-Ayat Kemenangan, dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...