Minggu, 26 Januari 2020

AYAT PENJELAS AYAT


—Saiful Islam*—

“Ternyata Hadis-Hadis, itu tidak mesti merupakan penjelas Qur’an…”

Dalam bukunya Studies in Early Hadith Literature, Prof Azami menulis tentang 4 kedudukan Sunnah dalam Islam. Di antaranya yaitu (1) menjelaskan Qur’an, dan (2) Rasulullah berwenang membuat aturan. Di bukunya yang lain, On Schacht’s Origins of Muhammadan Jurisprudence, menjadi peranan Nabi dalam hukum Islam. Antara lain yaitu (1) penjelas Qur’an, dan (2) legislator (pembuat syariat atau hukum di luar Qur’an.

Saya akan komentari yang menurut saya kontroversial saja. Yaitu fungsi Rasulullah atau Sunnah sebagai mubayyin (penjelas Qur’an) dan fungsi beliau SAW sebagai legislator—pembuat syariat di luar Qur’an. Sisanya kiranya, sudah saya bahas di tulisan-tulisan saya sebelumnya. Jadi tidak perlu diulang lagi.

Perlu saya perjelas dulu di sini. Bahwa kedudukan Sunnah, atau pernanan Nabi, itu di kemudian hari ujug-ujug (tiba-tiba) ditarik dan berubah menjadi fungsi Hadis terhadap Qur’an. Yaitu (1) bayaan al-taqriir (memperkuat Qur’an), (2) bayaan tafshiil (merinci), (3) bayaan taqyiid (membatasi), (4) bayaan takhshiish (mengkhususkan), (5) bayaan tasyrii’ (membuat syariat di luar Qur’an), dan (6) bayaan nasakh (menghapus ketentuan hukum Qur’an).

Berdasar QS.16:44, Azami berpendapat bahwa kedudukan Sunnah dalam Islam adalah sebagai penjelas Qur’an. Berikut ini.

QS. Al-Nahl[16]: 44
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Dengan PENJELASAN-PENJELASAN dan lembaran-lembaran (kitab). Dan KAMI TURUNKAN KEPADAMU AL-QUR’AN, AGAR KAMU MENJELASKAN PADA UMAT MANUSIA APA YANG TELAH DITURUNKAN KEPADA MEREKA dan supaya mereka memikirkan.

Baiklah. Menurut saya, penjelasan Rasulullah atau Sunnah Rasulullah terhadap Qur’an, ujug-ujug ditarik menjadi fungsi Hadis sebagai penjelas Qur’an, ini terlalu gegabah. Sebab tidak selalu penjelasan Rasulullah, itu adalah dengan sesuatu di luar Qur’an itu sendiri. Bahkan tidak mungkin dengan Hadis. Wong Hadis ketika Rasulullah masih hidup itu tidak ada. Artinya, sangat bisa jadi, penjelasan Rasulullah, itu adalah ayat-ayat Qur’an itu sendiri. Sehingga, ayat dijelaskan dengan ayat. Meskipun yang mengucapkannya adalah Rasulullah SAW. Marilah kita tinjau lebih jauh.

Menurut Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an, kata al-bayyinah itu berarti petunjuk (dalaalah) yang jelas. Baik secara akal, maupun rasa.

Sedangkan al-bayaan, itu berarti penyingkap (pembuka tabir) sesuatu. Yang awalnya masih abu-abu atau remang-remang, maka dengan al-bayaan menjadi tampak jelas, dan terang.

Menurut Lisan al-‘Arab, kata al-bayaan, itu artinya adalah penjelas suatu dalil (petunjuk) dan yang semisalnya. Dengan al-bayaan, itu sebuah petunjuk menjadi semakin jelas. Bisa juga berarti keterangan. Dengan al-bayaan, sebuah dalil menjadi semakin terang. Semakin gamblang dan tampak. Baana, istabaana, tabayyana, abaana, dan bayyana, itu berarti satu. Artinya sama.

Al-tabyiin, itu berarti menerangkan atau keterangan-keterangan. Begitu juga al-tibyaan, mubiin, mubayyinah, artinya kurang lebih sama. Titik tekannya adalah kata al-bayaan dan yang semisalnya itu, lebih pada berupa kalimat-kalimat. Atau kata-kata. Nah, kalimat atau kata-kata, itu ada yang diucapkan dan ada yang tertulis.

Ingat, Qur’an itu adalah kalimat-kalimat. Qur’an adalah kata-kata. Qur’an pertama kali diterima dan diucapkan oleh Nabi, lantas kemudian ditulis sehingga sampai kepada kita. Salah satu penjagaan Allah terhadap Qur’an selain penghafalan, memang adalah penulisan.

Ternyata, al-bayaan, itu artinya lebih kepada Qur’an itu sendiri. Yakni ayat satu menjadi penjelas ayat yang lain. Artinya tubayyin-nya Rasulullah SAW, itu adalah Qur’an itu sendiri. Jadi memang Nabi yang menjelaskan, yang mengucapkan, yang menerangkan. Tetapi isi atau konten yang diucapkan Nabi, itu adalah Qur’an itu sendiri. Berikut ayat-ayat bahwa penjelas itu ternyata ayat-ayat Qur’an itu sendiri.

QS. Al-Baqarah[2]: 185
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai PETUNJUK bagi manusia dan PENJELAS MENGENAI PETUNJUK TERSEBUT dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Sangat gamblang ayat di atas. Bahwa ternyata ayat-ayat Qur’an, itu memang bisa saling menjelaskan. Jika ada satu ayat kurang jelas, maka cobalah mencari ayat-ayat lain yang setema atau berkaitan. Insya Allah ayat-ayat yang lain, itu akan membuat ayat yang pertama tadi menjadi semakin jelas, semakin terang, semakin nyata, dan semakin gamblang. Seperti mainan menyusun puzzle begitulah. Semakin banyak potongan gambar yang disusun, maka gambar tersebut akan semakin tampak bentuknya.

QS. Ali Imran[3]: 138 & 184
هَٰذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ
138. (AL-QUR’AN) INI ADALAH PENJELASAN BAGI SELURUH MANUSIA, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ جَاءُوا بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَالْكِتَابِ الْمُنِيرِ
184. Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya Rasul-Rasul sebelum kamu pun telah didustakan (pula). Mereka membawa PENJELASAN-PENJELASAN, lembaran-lembaran, dan al-kitab yang mencerahkan.

QS. Ibrahim[14]: 4
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ
Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan DENGAN BAHASA KAUMNYA, SUPAYA IA DAPAT MENJELASKAN KEPADA MEREKA.

QS. Al-Maidah[5]: 19 & 75
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ قَدْ جَاءَكُمْ رَسُولُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ عَلَىٰ فَتْرَةٍ مِنَ الرُّسُلِ
19. Hai ahli Kitab. Sesungguhnya telah datang kepada kamu RASUL KAMI, MENJELASKAN (SYARI'AT KAMI) KEPADAMU ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul.

مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ ۖ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الْآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
75. Al-masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul. Sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang sangat benar. Kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana KAMI MENJELASKAN KEPADA MEREKA (AHLI KITAB) AYAT-AYAT (KAMI).

QS. Al-Mu’min[40]: 34
وَلَقَدْ جَاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا زِلْتُمْ فِي شَكٍّ مِمَّا جَاءَكُمْ بِهِ ۖ
Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu DENGAN MEMBAWA PENJELASAN-PENJELASAN. Tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu.

QS. Al-Mujadilah[58]: 5
إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ وَقَدْ أَنْزَلْنَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ ۚ
Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya KAMI TELAH MENURUNKAN AYAT-AYAT YANG MENJELASKAN.

QS. Al-Shaff[61]: 6
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata: "Hai Bani Israil. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya sangat terpuji." MAKA TATKALA RASUL (MUHAMMAD) ITU DATANG KEPADA MEREKA DENGAN MEMBAWA PENJELASAN-PENJELASAN YANG NYATA, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."

QS. Al-Thalaq[65]: 11
رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِ اللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۚ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۖ قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا
(Dan mengutus) SEORANG RASUL YANG MEMBACAKAN KEPADAMU AYAT-AYAT ALLAH YANG MENJELASKAN (BERMACAM-MACAM HUKUM) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. dan Barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya.

Bahkan menurut ayat di bawah ini, penjelasan itu, memang dari Allah. Penjelasan tersebut adalah tanggung jawab Allah. Wahyu ayat-ayat Qur’an sebagai penjelas, ini memang dari Allah.

QS. Al-Qiyamah[75]: 19
ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ
Kemudian, sesungguhnya ATAS TANGGUNG JAWAB KAMI LAH PENJELASANNYA (BAYAANAH).

Meski demikian, bagi kita yang hidup sekarang, saya tidak menutup 100% kemungkinan bahwa Hadis sahih bisa menjelaskan Qur’an. Tetap, Hadis masih memungkinkan menjadi media menelusuri Sunnah Nabi. Terutama teknis-teknis ibadah non-substansial. Hadis-Hadis tetap pada posisinya yang zhann. Hanya diduga. Yang 100% sudah pasti merupakan penjelas ayat, itu ya ayat-ayat Qur’an itu sendiri.

Kalau Hadis dianggap bisa menjadi penjelas Qur’an, maka memang wajib ada ayat yang dijelaskan. Jadi harus mengutip ayatnya dulu. Namanya penjelas, mesti harus ada yang dijelaskan. Jangan sampai namanya penjelas, tetapi ternyata Hadis tersebut berdiri sendiri. Alias, tidak ada cantolan Qur’an-nya. Terutama soal syariat dan akidah. Apalagi sampai ada Hadis yang bertentangan secara teks-nya dengan Qur’an. Tentu, Hadis seperti itu, meski sahih sanadnya, wajib bagi kita ‘meletakkannya’.

Maka, marilah kita memberikan porsi selayaknya kepada ayat-ayat Qur’an sebagai penjelas daripada Hadis-Hadis. Terkait al-bayaan ini, marilah kita adil di dalam memposisikan ayat-ayat Qur’an dan Hadis-Hadis. Jangan sampai kita kebablasan menempatkan Hadis-Hadis sejajar dengan Qur’an, dengan menganggap Hadis adalah wahyu teologis mandiri selain Qur’an yang turun kepada Nabi. Atau malah Hadis lebih diunggulkan dari Qur’an. Na’uudz billaah.

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Walloohu a’lam bishshowaab. Salam

*Penulis Ayat-Ayat Kemenangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...