Senin, 27 Januari 2020

QUR’AN PENJELAS SEGALANYA


—Saiful Islam*—

“Bentuk-bentuk problemnya memang sangat bisa jadi beda setiap zaman dan tempat. Tetapi prinsip-prinsip Qur’an itulah yang selalu sesuai…”

Sebagai penjelas, atau ayat-ayat Qur’an saling menjelaskan, sebenarnya ayat-ayat Qur’an itu sudah sempurna. Sudah komplit. Sudah utuh. Sudah lengkap. Sudah komprehensif. Allah sendiri yang menegaskan demikian. Mustahil ayat-ayat Qur’an itu tidak sempurna, mustahil tidak komplit, mustahil ada yang kurang. Tidak mungkin.

QS. Al-Nahl[16]: 89
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ
Dan KAMI TURUNKAN KEPADAMU AL-KITAB (AL-QUR’AN) UNTUK MENJELASKAN SEGALA SESUATU dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.

Gamblang sekali ayat di atas. Bahwa Qur’an adalah tibyaanan li kull syay’: menjelaskan apa pun. Jangankan soal akidah (keimanan), syariat (hukum-hukum), ibadah-ibadah pokok (salat, puasa, zakat, haji), akhlak (tasawuf) atau moral, nilai-nilai, dan semisalnya. Bahkan soal Matematika, Geografi, Sejarah, Biografi, Biologi, Fisika, Kimia, Antropologi, Ilmu Gizi, Zoologi, Geologi, Kedokteran, Astrofisika, Neuro Sains, Psikologi, Biomolekuler, Astronomi, dan seterusnya, insya Allah ada dalam Qur’an.

QS. Al-An’am[6]: 114
أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلًا ۚ وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
Maka patutkah aku mencari hakim selain Allah? Padahal Dia-lah yang telah MENURUNKAN KITAB (AL-QUR’AN) KEPADAMU DENGAN TERPERINCI. Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.

Betul sekali. Qur’an itu sudah terperinci. Sudah detail. Mufashsholan. Bagaimana tidak detail, bagaimana tidak terperinci, Qur’an itu ayat-ayatnya ada sekitar 6000-an ayat lebih. Tiga puluh bagian (juz). Dan 114 Surat. Jadi bukan lagi puluhan ayat, atau ratusan ayat, tetapi sudah ribuan ayat qawliyah (bayaan). Puluhan juz, pun sudah ratusan Surat. Sudah sempurna sebagai doktrin agama, sebagai petunjuk, dan sebagai motivator (maw’izhah dan syifaa’) kehidupan.

Al-Qur’an merupakan penjelas segalanya, dan sudah terperinci, itu pasti dan selalu sesuai untuk tempat apa pun, zaman kapan pun, dan situasi bagaimana pun ke depan. Bentuk-bentuk masalahnya memang sangat bisa jadi beda setiap zaman dan tempat. Tetapi prinsip-prinsip Qur’an itulah yang selalu sesuai. Oleh karenanya, ketika menemukan suatu masalah, cobalah mencarinya di Qur’an yang ribuan itu. Insya Allah ada jawabannya. Jangan belum mencari, ujug-ujug bilang tidak ada ayatnya. Qur’an itu bukan hanya untuk kaum elit. Bahkan bukan hanya untuk Nabi Muhammad. Qur’an, itu memang untuk kita. Hanya melalui Nabi. Allah, itu mau berbicara kepada kita.

QS. Al-An’am[6]: 38
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. TIADALAH KAMI ALPAKAN SESUATU PUN DALAM AL-KITAB (AL-QUR’AN), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

Sudah sempurna Allah menuntun umat manusia ini. Yakni dengan firman-Nya yang memang sudah sempurna. Al-Qur’an telah sempurna. Mustahil Allah lupa. Mustahil Jibril lupa. Mustahil Rasulullah Muhammad SAW lupa. Sebagai pedoman beribadah dan hidup secara umum, Qur’an benar-benar telah sempurna. Tidak ada satu hurufnya, bahkan satu harokatnya pun, yang tidak sampai kepada kita. Bahkan masalah apa pun yang ada di kehidupan ini, sudah ada bahasannya. Lengkap dengan solusinya.

QS. Al-An’am[6]: 115
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
TELAH SEMPURNALAH KALIMAT TUHANMU (AL-QUR’AN) SEBAGAI KALIMAT YANG BENAR DAN ADIL. Tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya. Dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Yang namanya agama, itu ya kitab sucinya itu sendiri. Maka begitu juga agama Islam. Namanya Agama Islam, itu ya al-Qur’an itu sendiri. Sebagai penjelasan teoritis (teks atau qawliyah atau al-bayaan), yang disebut Agama Islam, itu ya memang Qur’an itu sendiri. Tidak ada yang lain. Nabi Muhammad sekali pun, itu ya mengikuti dan mentaati Qur’an. Adapun praktik aktualnya, terutama teknis salat dan haji non-substansial, itu memang dicontohkan oleh Rasul berupa Sunnah. Tetapi doktrin dan teknis pokok salat dan haji, itu telah ada dalam Qur’an.

QS. Al-Maidah[5]: 3
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. PADA HARI INI TELAH KUSEMPURNAKAN UNTUK KAMU AGAMAMU. DAN TELAH KUCUKUPKAN KEPADAMU NIKMAT-KU (AL-QUR’AN). DAN TELAH KURIDHAI ISLAM ITU JADI AGAMA BAGIMU.

Islam, sebagai agama memang telah sempurna. Karena Qur’an telah sempurna. “Wa atmamtu ‘alaykum ni’matiy: telah Kusempurnakan nikmat-Ku untuk kalian.” Kata nikmat-Ku pada ayat di atas, menurut saya memang adalah Qur’an. “Wa tammat kalimaatu Robbik: telah sempurnalah kalimat Tuhanmu…,” (QS.6:115).

QS. Al-Dhuha[93]: 11
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap NIKMAT TUHANMU (AL-QUR’AN), maka hendaklah kamu SIARKAN.

QS. Al-Fatihah[1]: 6 & 7
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
6. Tunjukilah Kami JALAN YANG LURUS (Al-Qur’an).

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
7. (YAITU) JALAN ORANG-ORANG YANG TELAH ENGKAU BERI NIKMAT (AL-QUR’AN) KEPADA MEREKA; bukan (jalan) mereka yang DIMURKAI dan bukan (pula jalan) mereka yang SESAT (karena mengambil jalan selain Qur’an).

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Walloohu a’lam bishshowaab. Salam

*Penulis Ayat-Ayat Kemenangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...