—Saiful Islam*—
“Bentuk-bentuk problemnya memang
sangat bisa jadi beda setiap zaman dan tempat. Tetapi prinsip-prinsip Qur’an
itulah yang selalu sesuai…”
Sebagai penjelas, atau ayat-ayat
Qur’an saling menjelaskan, sebenarnya ayat-ayat Qur’an itu sudah sempurna.
Sudah komplit. Sudah utuh. Sudah lengkap. Sudah komprehensif. Allah sendiri
yang menegaskan demikian. Mustahil ayat-ayat Qur’an itu tidak sempurna,
mustahil tidak komplit, mustahil ada yang kurang. Tidak mungkin.
QS. Al-Nahl[16]: 89
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ
الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ
لِلْمُسْلِمِينَ
Dan KAMI TURUNKAN KEPADAMU AL-KITAB
(AL-QUR’AN) UNTUK MENJELASKAN SEGALA SESUATU dan petunjuk serta rahmat dan
kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.
Gamblang sekali ayat di atas. Bahwa
Qur’an adalah tibyaanan li kull syay’: menjelaskan apa pun. Jangankan
soal akidah (keimanan), syariat (hukum-hukum), ibadah-ibadah pokok (salat,
puasa, zakat, haji), akhlak (tasawuf) atau moral, nilai-nilai, dan semisalnya.
Bahkan soal Matematika, Geografi, Sejarah, Biografi, Biologi, Fisika, Kimia,
Antropologi, Ilmu Gizi, Zoologi, Geologi, Kedokteran, Astrofisika, Neuro Sains,
Psikologi, Biomolekuler, Astronomi, dan seterusnya, insya Allah ada dalam
Qur’an.
QS. Al-An’am[6]: 114
أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي
حَكَمًا وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلًا ۚ وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ
أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
Maka patutkah aku mencari hakim
selain Allah? Padahal Dia-lah yang telah MENURUNKAN KITAB (AL-QUR’AN) KEPADAMU
DENGAN TERPERINCI. Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka,
mereka mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan
sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.
Betul sekali. Qur’an itu sudah
terperinci. Sudah detail. Mufashsholan. Bagaimana tidak detail,
bagaimana tidak terperinci, Qur’an itu ayat-ayatnya ada sekitar 6000-an ayat
lebih. Tiga puluh bagian (juz). Dan 114 Surat. Jadi bukan lagi puluhan
ayat, atau ratusan ayat, tetapi sudah ribuan ayat qawliyah (bayaan).
Puluhan juz, pun sudah ratusan Surat. Sudah sempurna sebagai doktrin
agama, sebagai petunjuk, dan sebagai motivator (maw’izhah dan syifaa’)
kehidupan.
Al-Qur’an merupakan penjelas
segalanya, dan sudah terperinci, itu pasti dan selalu sesuai untuk tempat apa
pun, zaman kapan pun, dan situasi bagaimana pun ke depan. Bentuk-bentuk
masalahnya memang sangat bisa jadi beda setiap zaman dan tempat. Tetapi
prinsip-prinsip Qur’an itulah yang selalu sesuai. Oleh karenanya, ketika
menemukan suatu masalah, cobalah mencarinya di Qur’an yang ribuan itu. Insya
Allah ada jawabannya. Jangan belum mencari, ujug-ujug bilang tidak ada
ayatnya. Qur’an itu bukan hanya untuk kaum elit. Bahkan bukan hanya untuk Nabi
Muhammad. Qur’an, itu memang untuk kita. Hanya melalui Nabi. Allah, itu mau
berbicara kepada kita.
QS. Al-An’am[6]: 38
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي
الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ
ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
Dan tiadalah binatang-binatang yang
ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan
umat (juga) seperti kamu. TIADALAH KAMI ALPAKAN SESUATU PUN DALAM AL-KITAB
(AL-QUR’AN), kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
Sudah sempurna Allah menuntun umat
manusia ini. Yakni dengan firman-Nya yang memang sudah sempurna. Al-Qur’an
telah sempurna. Mustahil Allah lupa. Mustahil Jibril lupa. Mustahil Rasulullah
Muhammad SAW lupa. Sebagai pedoman beribadah dan hidup secara umum, Qur’an
benar-benar telah sempurna. Tidak ada satu hurufnya, bahkan satu harokatnya
pun, yang tidak sampai kepada kita. Bahkan masalah apa pun yang ada di
kehidupan ini, sudah ada bahasannya. Lengkap dengan solusinya.
QS. Al-An’am[6]: 115
وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ
صِدْقًا وَعَدْلًا ۚ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ
ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
TELAH SEMPURNALAH KALIMAT TUHANMU
(AL-QUR’AN) SEBAGAI KALIMAT YANG BENAR DAN ADIL. Tidak ada yang dapat
merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya. Dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Yang namanya agama, itu ya kitab
sucinya itu sendiri. Maka begitu juga agama Islam. Namanya Agama Islam, itu ya
al-Qur’an itu sendiri. Sebagai penjelasan teoritis (teks atau qawliyah
atau al-bayaan), yang disebut Agama Islam, itu ya memang Qur’an itu
sendiri. Tidak ada yang lain. Nabi Muhammad sekali pun, itu ya mengikuti dan
mentaati Qur’an. Adapun praktik aktualnya, terutama teknis salat dan haji
non-substansial, itu memang dicontohkan oleh Rasul berupa Sunnah. Tetapi
doktrin dan teknis pokok salat dan haji, itu telah ada dalam Qur’an.
QS. Al-Maidah[5]: 3
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ
كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ
عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ فِي مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ
لِإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Pada hari ini orang-orang kafir
telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Sebab itu janganlah kamu takut
kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. PADA HARI INI TELAH KUSEMPURNAKAN UNTUK
KAMU AGAMAMU. DAN TELAH KUCUKUPKAN KEPADAMU NIKMAT-KU (AL-QUR’AN). DAN TELAH
KURIDHAI ISLAM ITU JADI AGAMA BAGIMU.
Islam, sebagai agama memang telah
sempurna. Karena Qur’an telah sempurna. “Wa atmamtu ‘alaykum ni’matiy:
telah Kusempurnakan nikmat-Ku untuk kalian.” Kata nikmat-Ku pada ayat di atas,
menurut saya memang adalah Qur’an. “Wa tammat kalimaatu Robbik: telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu…,” (QS.6:115).
QS. Al-Dhuha[93]: 11
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ
رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap NIKMAT TUHANMU
(AL-QUR’AN), maka hendaklah kamu SIARKAN.
QS. Al-Fatihah[1]: 6 & 7
اهْدِنَا الصِّرَاطَ
الْمُسْتَقِيمَ
6. Tunjukilah Kami JALAN YANG LURUS
(Al-Qur’an).
صِرَاطَ الَّذِينَ
أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
7. (YAITU) JALAN ORANG-ORANG YANG
TELAH ENGKAU BERI NIKMAT (AL-QUR’AN) KEPADA MEREKA; bukan (jalan) mereka yang DIMURKAI
dan bukan (pula jalan) mereka yang SESAT (karena mengambil jalan selain
Qur’an).
Begitu dulu. Semoga bermanfaat.
Bersambung, insya Allah…
Walloohu a’lam bishshowaab. Salam
*Penulis Ayat-Ayat Kemenangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar