Senin, 20 Januari 2020

CARA BENAR MENELADANI RASUL


—Saiful Islam—

“Mempersedikit Hadis-Hadis, adalah bentuk kehati-hatian! Dan memperbanyak ayat-ayat Qur’an, itu memperbesar peluang kita mendapatkan hidayah, obat, dan rahmat…”

Adakah ayat yang memerintahkan kita mengikuti Muhammad sebagai manusia biasa? Sepanjang penelusuran saya, tidak ada. Yang ada adalah perintah untuk mengikuti Rasulullah Muhammad SAW. Jadi yang diikuti dari Nabi itu adalah kerasulan beliau. Yakni Qur’an. Semua kebaikan dan kebenaran yang diperintahkan Qur’an, itu pasti sudah dipraktikkan oleh Rasulullah. Lantas menjadi teladan bagi kita, umat beliau. Ingat yang menjadi teladan adalah Rasulullah.

QS. Al-Ahzab[33]: 21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya TELAH ADA PADA RASULULLAH ITU SURI TELADAN YANG BAIK BAGIMU (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak mengingat Allah.

Muhammad sebagai manusia biasa, itu beda dengan Muhammad sebagai Rasulullah. Muhammad sebagai manusia biasa, itu tidak ada kewajiban bagi kita untuk mengikutinya. Seperti bentuk tubuh, bentuk rambut, kumis dan jengggot, bentuk pakaian, bentuk rumah, bentuk istri, bentuk kendaraan, bentuk teknologi, bentuk makan, bentuk minum, bentuk tidur, bentuk mandi, bentuk sosial, bentuk ekonomi, dan lain semisalnya. Yang wajib dan harus kita ikuti, itu adalah Muhammad sebagai Rasul Allah. Utusan Allah. Yaitu Muhammad yang menyampaikan Qur’an. Segala prinsip dan hukum yang tercantum di dalam Qur’an. Dan Muhammad yang berbuat berdasar Qur’an.

Yang mesti diikuti dari Rasulullah SAW, itu lebih kepada prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Qur’an. Adapun bentuk-bentuk spesifiknya, itu memang bisa beraneka rupa. Sesuai dengan masing-masing orang dengan sukus, adat, dan ras. Dan sesuai dengan tempat, waktu, situasi, dan kondisinya. Ajaran Qur’an yang dicontohkan oleh Rasulullah itu memang bersifat universal. Orang-orang Asia, Amerika, Eropa, Afrika, sampai orang-orang Australia, semuanya bisa meneladani Rasulullah.

Yang diperintah oleh ayat berikut ini, adalah mengikuti dan mentaati Rasulullah. Jadi sam’naa wa atho’naa-nya itu kepada Muhammad Rasulullah SAW. Yaitu Muhammad yang selalu terkait dengan Qur’an. Atau Muhammad yang terinspirasi oleh Qur’an, lantas berpikir, bersikap dan beraksi berdasar Qur’an itu. Ayat-ayat yang menunjukkan hal tersebut, antara lain QS.24:54; 4:80; 24:52; 9:71; 49:14; 4:64; 8:20; 3:132; 4:59; 4:69; 24;63; dan QS.59:7.

QS. Al-Nisa’[4]: 64
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
DAN KAMI TIDAK MENGUTUS SESEORANG RASUL MELAINKAN UNTUK DITAATI DENGAN SEIZIN ALLAH. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

QS. Al-Anfal[8]: 20
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَوَلَّوْا عَنْهُ وَأَنْتُمْ تَسْمَعُونَ
Hai orang-orang yang beriman, TAATLAH KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA. Dan janganlah kamu berpaling dari pada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya).

QS. Ali Imran[3]: 132
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan TAATILAH ALLAH DAN RASUL, supaya kamu diberi rahmat.

QS. Al-Nisa’[4]: 80
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
BARANGSIAPA YANG MENTAATI RASUL ITU, SESUNGGUHNYA IA TELAH MENTAATI ALLAH. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.

QS. Al-Nisa’[4]: 69
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang MENTAATI ALLAH DAN RASUL(NYA), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah. Yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

QS. Al-Nur[24]: 52
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
Dan barang siapa yang TAAT KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.

Adakah ayat yang memerintahkan kita beriman kepada Hadis-Hadis? Sepanjang penelusuran saya, tidak ada. Yang ada adalah perintah untuk beriman kepada Rasulullah SAW. Yakni kerasulan Muhammad SAW. Gamblang sekali saya ceritakan pada tulisan sebelumnya BUKAN SOAL IMAN. Bahwa Hadis-Hadis, itu memang tidak ada kaitannya dengan keimanan.

Keimanan itu terkait hal-hal gaib (metafisika), seperti Allah, surga, neraka, malaikat, dan semisalnya. Dan keimanan kepada hal-hal metafisik seperti ini, itu sudah komplit di dalam Qur’an. Bahkan sejatinya, rukun iman itu tidak hanya enam itu. Tetapi semua informasi gaib yang ada dalam Qur’an, itu adalah rukun iman.

Sedangkan Hadis, itu teks. Menyikapi teks, itu urusan metodologi dan epistimologi. Bukan akidah. Beriman kepada Rasulullah (kerasulan) atau Nabi (kenabian), itu disebutkan misalnya QS.4:136; 2:285; 2:177; 16:36; 19:58; dan QS.22:75 sebagai berikut.

QS. Al-Nisa’[4]: 136
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۚ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Wahai orang-orang yang beriman, TETAPLAH BERIMAN KEPADA ALLAH DAN RASUL-NYA dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

QS. Al-Hajj[22]: 75
اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
ALLAH MEMILIH UTUSAN-UTUSAN-(NYA) DARI MALAIKAT DAN DARI MANUSIA. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.

QS. Al-Baqarah[2]: 177 & 285
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
177. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah BERIMAN KEPADA ALLAH, HARI KEMUDIAN (KIAMAT), MALAIKAT-MALAIKAT, KITAB-KITAB, NABI-NABI dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
285. Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang-orang yang beriman. SEMUANYA BERIMAN KEPADA ALLAH, MALAIKAT-MALAIKAT-NYA, KITAB-KITAB-NYA DAN RASUL-RASUL-NYA. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

Adakah ayat yang memerintahkan mengikuti Hadis-Hadis? Tidak ada! Bagaimana mungkin diperintahkan mengikuti Hadis-Hadis, wong ketika proses pewahyuan Qur’an selama 23 tahun, itu Hadis-Hadis dilarang ditulis. Mustahil diperintah untuk mengikuti Hadis-Hadis wong Hadis-Hadisnya tidak ada. Tidak mungkin para audiens Qur’an di awal-awal (para Sahabat Nabi) diperintah mengikuti Hadis-Hadis, wong Nabi bersama mereka. Para Sahabat cukup mengikuti Qur’an dan meneladani Sunnah Rasulullah. Tidak perlu Hadis-Hadis.

Jadi kalau ingin hidup seperti Sahabat, rujuklah pertama kali Qur’an. Melihat Sunnah-Sunnah Nabi, rujuklah sejarah beliau SAW pertama kali di Qur’an. Kalau sudah lengkap, jelas, dan mantap, maka tidak perlu merujuk Hadis-Hadis. Ingat, penggunaan Hadis adalah pilihan. Mempersedikit Hadis-Hadis, itu tak lain dan tak bukan adalah bentuk kehati-hatian! Dan memperbanyak pengutipan ayat-ayat Qur’an, itu artinya memperbesar peluang kita mendapatkan hidayah, obat, dan rahmat.

Bagaimana dengan kita yang hidup di abad 21 ini, yang tidak bisa lagi menyaksikan praktik salat, zakat, puasa, dan haji Nabi secara langsung? Terutama praktik-praktik yang non-substansial yang tidak disebutkan dalam Qur’an? Silakan menggunakan Hadis sahih yang kita pilih. Tanpa perlu memutlakkan. Tanpa perlu menyalahkan saudara Muslim lain yang tidak menggunakan Hadis kita. Atau lebih tepat lagi menurut saya, langsung saja meniru mayoritas orang-orang Madinah terkait praktik-praktik ibadah tersebut. Pemerintah harus ambil peran.

Begitu dulu. Semoga bermanfaat. Bersambung, insya Allah…

Walloohu a’lam bishshowaab. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AHMAD SAIFUL ISLAM

Ahmad Saiful Islam Sarjana Tafsir Hadis UINSA Surabaya Lahir di Banyuwangi,  3 Mei 1987 Islamic Journalism Community  (IJC) Surabaya (2010)...