—Saiful Islam—
“Kata al-yamiin juga bisa berarti
kekuatan, kekuasaan, kebenaran, dan kedudukan yang baik…”
Di dalam Lisan al-Arab. Ibnu
Manzhur menghabiskan empat lembar untuk mendeskripsikan tentang yamana
ini. Hanya saja, banyak mengulas tentang sumpah (al-yamiin). Selain itu,
tata bahasa (grammar atau nahwu) juga dibahas detail di sini.
Makanya, saya coba untuk meringkaskan yang kira-kira terkait dengan bahasan milkul
yamin ini.
Al-yumn adalah
barokah. Yakni bahagia dan untung. Lawan kata al-syu’m, kemalangan atau
kesialan. Subjeknya disebut yaamin. Objeknya maymuun, yang bentuk
pluralnya adalah mayaamiin.
Yang juga berarti kebahagiaan dan
keberuntugan itu adalah al-maymanah. Seperti disebut dalam QS.90:18. Yakni
frase ulaaik ashhaab al-maymanah: mereka adalah golongan kanan. Bentuk plural
al-maymanah ini adalah miyaamin.
Sedangkan al-yamiin, berarti
adalah sisi kanannya manusia. Atau sisi kanan apa pun. Hadis menyebut bahwa
sesungguhnya Nabi menyukai al-tayammun di dalam semua urusannya sebisa
mungkin. Al-tayammun adalah mengawali setiap aktivitas dengan yang
kanan: tangan kanan, kaki kanan, berbaring ke kanan, dan semisalnya.
Kata Ibnu Sidah, al-yamiin
itu lawan kata kiri (yasaar). Diriwayatkan oleh Sa’id bin Jubayr. Bahwa
tafsir Ibnu Abbas terhadap huruf-huruf kaf, haa, yaa, ‘ain,
shod (QS.19:1) itu adalah kaafin (Yang Maha Mencukupi), haadin
(Maha Menunjukkan), yamiin (Maha Memberkati), dan shoodiq (Maha
Benar).
Menurut Abu Al-Haytsam. Bahwa semua
yang berarti tangan, tangan kanan, sisi kanan, di dalam Qur’an maupun Hadis,
ketika disandarkan kepada Allah, maka semua kata itu berarti kiasan. Majas atau
isti’aroh. Baik yang berbentuk tunggal, maupun yang bebentuk plural. Semisal al-yad,
al-aydiy, al-yamiin, dan semisalnya. Semua itu berarti kiasan. Konotatif.
Makanan kalau disebut yamnah,
itu karena makanan tersebut diberikan dengan tangan kanan. Meskipun ada juga
yang berpendapat diberikan dengan tangan dua. Begitu juga sumpah disebut yamiin,
karena orang bersumpah dengan tangan kanan. Lebih jauh, Ibnu Manzhur
membahasnya dengan detail. Seperti teknis orang yang bersumpah, dan lain
seterusnya.
Menurut Abu Manshur, kata al-yamiin
di dalam perkataan orang-orang Arab, itu mempunyai beberapa makna. Tangan kanan
itu disebut yamiin. Kata al-yamiin juga bisa berarti kekuatan, kekuasaan,
kebenaran, dan kedudukan yang baik. Kata bi al-yamiin (dengan tangan
kanan) dalam QS.69:45, menurut Al-Zajjaj artinya adalah dengan kekuasaan.
Kata aymaanihim (sisi kanan)
dalam QS.7:17, itu menurut satu pendapat artinya adalah iblis memalingkan dari
agama mereka. Dari sisi kanan dan kiri mereka, ‘an aymaanihim wa ‘an syamaa’ilihim,
menurut pendapat yang lain berarti aku (iblis) akan menyesatkan mereka di dalam
apa yang mereka kerjakan. Sampai disebut pekerjaan itu adalah ulah tanganmu
sendiri.
Kemudian muncul kata al-yaman.
Negara Yaman. Lokasinya memang berada di sebelah kanan Hijaz (Mekah, Madinah,
Thaif). Begitu kalau menurut History of The Arabs, karya Philip K. Hitti.
Atau apa pun yang berada di selatan Ka’bah, kalau menurut Lisan al-Arab
ini. Sebaliknya sisi utaranya adalah Syam—tampaknya dari kata al-syu’m, berarti
kesialan yang memang lawan kata al-yumn (keberuntungan) seperti saya
sebut di atas.
Saat pulang dari Tabuk, Nabi
berkata, “Iman itu yamaan. Hikmah itu yamaaniyah.” Menurut Abu ‘Ubayd,
iman itu muncul dari Mekah—tempat kelahiran Nabi. Juga tumbuh dan berkembangnya
Nabi. Sampai hijrah ke Madinah. Dikatakan juga, Mekah itu termasuk wilayah
Tihamah. Sedangkan Tihamah masuk wilayah Yaman. Makanya dari sini, Ka’bah itu
disebut yamaaniyah.
Di sini juga disebutkan beberapa
tafsir atau pendapat terkait sabda Nabi di atas.
Adapun Aymun itu nama seorang
laki-laki. Nama lain yang terkenal adalah Ummu Ayman. Yaitu perempuan mantan
budak yang telah dibebaskan oleh Rasulullah. Ia adalah pengasuh anak-anak Nabi.
Kemudian Nabi menikahkannya dengan putra angkat beliau, Zayd. Dari pernikahan
itu, Ummu Ayman melahirkan seorang anak yang bernama Usamah bin Zayd. Usamah
yang anak laki-lakinya Zayd.
Begitu dulu. Semoga bermanfaat.
Bersambung, insya Allah…
Waloohu a’lam bishshowaab. Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar