—Saiful Islam—
“Hanya golongan kanan-lah yang akan
mendapat perawan pecinta. Hehe…”
Milkul yamiin itu adalah
idhofah (frase) yang terdiri dari dua kata. Pertama adalah milk,
dari kata malaka yang sudah saya ceritakan kemarin. Kata kedua
adalah al-yamiin. Nah, kali ini kita akan menelusuri kata al-yamiin
itu.
Al-yamiin, kita
menemukan penjelasannya dalam Al-Mufradat fi Gharib al-Qur’an dengan
entri kata yamana. Makna asal kata ini adalah budak perempuan (al-jaariyah).
Kemudian kata itu dipakai untuk menyifati Allah. Seperti biyamiinih
dalam QS.39:67, yang berarti ‘tangan kanan-Nya’. Makna ini ditakhsih (dikhususkan
atau spesifik) oleh ‘genggaman-Nya’ dalam QS.39.67 itu juga.
Dengan kata lain, kata al-yamiin
itu makna asalnya adalah budak perempuan. Kemudian kata tersebut dipakai untuk
arti penggunaan tangan. Pemanfaatan atau fungsi tangan.
Kata al-yamiin juga ada pada
QS.37:28. “Dari arah kanan”. Yakni dari arah yang ada kebenaran di sana,
kemudian kalian memalingkan kami dari kebenaran itu.
Kata bi al-yamiin, pada QS.69:45,
artinya Kami mengambil tangan kanannya. Maksudnya adalah Kami menghalanginya
dan menolaknya. Diambil tangan kanannya di situ pemahamannya seperti kalimat
berikut: pegang yamiin-nya Fulan dari membuli. Maksudnya cegahlah dia
supaya tidak mengejek, mencela, dan semisalnya. Dan menurut satu pendapat al-yamiin
di sini adalah organ tubuh dan keadaannya yang paling terhormat.
Adapun kata al-yamiin dalam ahshaab
al-yamiin (golongan kanan) pada QS.56:27 maknanya adalah orang-orang yang
bahagia, berkah, dan sejahtera. Itulah ibrah yang dipahami manusia. Bahwa
orang-orang baik, selamat, dan beruntung itu dilambangkan dengan al-yamiin
(tangan kanan atau golongan kanan). Sedangkan sebaliknya, disimbolkan dengan al-syimaal
(tangan kiri atau kelompok kiri).
Kata al-yamiin yang berarti
kanan atau tangan kanan itu kemudian dipinjam (di-isti’aroh-kan atau dikiaskan
atau dimajaskan) untuk keberuntungan, kesuksesan, keselamatan, dan kebahagiaan.
Pemahaman seperti inilah maksud QS.56:90-91. Begitu juga pemahaman tersebut
untuk ungkapan ini: Ketika bendera dikerek, maka disambut dengan lagu
kebangsaan dari sisi kanan.
Kata al-yamiin dalam sumpah,
itu dipinjam (dimajaskan) dari tangan. Itu sebagai patokan, penjaga, atau
pemelihara apa yang akan dilakukan oleh orang yang berjanji dan bersumpah. Kata
al-yamiin yang berarti sumpah, itu diceritakan dalam QS.68:39, QS.24:53,
QS.2:225, dan QS.9:12.
Adapun frase yamiin Alloh
(sumpah Allah) seperti yang dikatakan oleh mereka (orang Arab), yang dimaksud
adalah bersumpah dengan nama-Nya. Sedangkan frase mawlaa al-yamiin,
istilah ini digunakan untuk menyebut orang yang punya janji dengan orang lain.
Ungkapan orang Arab dengan redaksi milk
yamiiniy, itu lebih sempurna dan lebih mengena maksudnya daripada perkataan
mereka yang redaksinya, fii yadiy (di tanganku). Oleh sebab itulah,
QS.24:33 menggunakan redaksi min maa malakat aymaanukum. Secara bahasa
berarti apa yang dimiliki atau dikuasai oleh tangan kananmu.
Hadis yang menyatakan, bahwa hajar
aswad adalah yamiin-nya Allah. Maksudnya adalah hajar aswad adalah media
kebahagiaan atau kepuasan yang mendekatkannya kepada Allah. Dicatatan kaki,
disebut ini Hadis mungkar. Kepentingan kita hanya makna bahasanya, di sini.
Dari al-yamiin itu diperoleh
keberuntungan dan keberkahan. Jika dikatakan: huwa maymuun al-naqiibah. (Al-naqiibah:
nyawa atau akal). Yakni dia diberkahi. Atau nyawa dan akalnya diberkahi. Atau
hidupnya diberkahi. Hidupnya selamat, sukses, beruntung, dan bahagia.
Sedangkan al-maymanah itu
adalah sisi atau sebelah kanan.
Sekarang kita mengambil kesimpulan
sementara. Kalau kita perhatikan makna al-yamiin ini, rata-rata untuk
menggambarkan kebaikan. Sesuatu yang positif. Sebagaimana kita milk
kemarin. Mulai dari tangan kanan, sisi kanan, golongan kanan, organ tubuh yang
terhormat, sesuatu yang penting, dan seterusnya.
Dalam kehidupan sehari-hari pun,
kita mengenal kesan yang baik terkait kata kanan. Misalnya masuk masjid dengan
kaki kanan dulu, makan dengan tangan kanan, salaman dengan tangan kanan,
memakai sandal atau sepatu dari kanan dulu, otak kreativitas (otak kanan), dan
lain seterusnya. Gambaran yang baik dan indah itu, misalnya disebut oleh ayat
berikut.
QS. Al-Waqi’ah[56]: 27 – 40
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا
أَصْحَابُ الْيَمِينِ
27. Dan GOLONGAN KANAN, alangkah
bahagianya golongan kanan itu.
فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ
28. Berada di antara pohon bidara
yang tak berduri.
وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ
29. Dan pohon pisang yang
bersusun-susun (buahnya).
وَظِلٍّ مَمْدُودٍ
30. Dan naungan yang terbentang
luas.
وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ
31. Dan air yang tercurah.
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ
32. Dan buah-buahan yang banyak.
لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا
مَمْنُوعَةٍ
33. Yang tidak berhenti (berbuah)
dan tidak terlarang mengambilnya.
وَفُرُشٍ مَرْفُوعَةٍ
34. Dan kasur-kasur yang tebal lagi
empuk.
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ
إِنْشَاءً
35. Sesungguhnya Kami menciptakan
mereka secara langsung.
فَجَعَلْنَاهُنَّ
أَبْكَارًا
36. Dan Kami jadikan mereka
gadis-gadis perawan.
عُرُبًا أَتْرَابًا
37. Penuh cinta lagi sebaya
umurnya.
لِأَصْحَابِ الْيَمِينِ
38. (Kami ciptakan mereka) untuk GOLONGAN
KANAN.
ثُلَّةٌ مِنَ الْأَوَّلِينَ
39. (Yaitu) segolongan besar dari
orang-orang yang terdahulu.
وَثُلَّةٌ مِنَ الْآخِرِينَ
40. Dan segolongan besar pula dari
orang-orang yang kemudian.
Begitu juga seperti yang dilukiskan
oleh ayat berikut.
QS. Al-Waqi’ah[56]: 90 – 91
وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ
أَصْحَابِ الْيَمِينِ
90. Dan adapun jika dia termasuk GOLONGAN
KANAN.
فَسَلَامٌ لَكَ مِنْ
أَصْحَابِ الْيَمِينِ
91. Maka keselamatanlah bagimu
karena kamu dari GOLONGAN KANAN.
Begitu dulu. Semoga bermanfaat.
Bersambung, insya Allah…
Waloohu a’lam bishshowaab. Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar